Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tersenyum Bisa Bikin Bahagia, Mengapa?

7 Oktober 2017   14:30 Diperbarui: 7 Oktober 2017   14:51 816
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KOMPAS.com - Tahukah Anda bahwa Jumat pertama setiap bulan Oktober ditetapkan sebagai hari Tersenyum Sedunia? Maka bila pada hari itu Anda banyak tersenyum, maka Anda sudah melakukan hal yang benar karena senyum bisa membuat seseorang lebih bahagia.

Senyum ternyata memiliki pengaruh terhadap cara kerja otak dan bisa menular. Coba perhatikan jika ada orang yang tersenyum kepada Anda – entah disengaja atau tidak – pasti Anda juga akan membalas senyumannya.

Pada saat itu bisa dibilang Anda “tertular” senyuman dari orang yang memberikan senyumannya. Tanpa disadari, lewat senyuman itu, kebahagiaan mulai terbentuk karena kita merasa terhubung dengan orang lain di sekitar kita.

Sebenarnya, senyum menular diakibatkan oleh rangsangan saraf yang secara otomatis muncul ketika seseorang melihat orang lain tersenyum. Saraf akan memberikan sinyal pada otot muka untuk membentuk senyuman di wajah Anda.

Baca juga: Senyum Bisa Menular, dan Ini Sebabnya

Senyum bisa mempengaruhi cara kerja otak. Apakah Anda pernah mencoba menahan pensil dengan gigi Anda? Beberapa penelitian menyatakan bahwa kegiatan tersebut membuat otot-otot di sekitar mulut dan wajah menjadi berkontraksi, dan dapat membuat Anda senang.

Tapi, Anda tidak perlu susah-susah melakukan hal tersebut. Mudah saja, karena kegiatan tersebut sama dengan ketika Anda tersenyum.

Tanpa Anda ketahui, sebenarnya ada pesta yang sedang terjadi di dalam otak Anda, apabila Anda sedang tersenyum – tak peduli senyum yang menular atau tidak. Ya, otak akan secara alami mengaktifkan pusat saraf yang mengatur emosi manusia dan rasa kebahagiaan.

Begini mulanya: senyum akan mengaktifkan pelepasan neuropeptida – yaitu molekul kecil yang menjadi perantara antar-sel saraf agar bisa berkomunikasi – untuk menghilangkan stres. Tidak hanya stres, neuropeptida juga menjadi jembatan emosi dan perasaan yang Anda rasakan.

Lewat neuropeptida tersebut, semua organ tubuh akan tahu jika terjadi perubahan suasana hati, entah itu sedih, marah, atau bersemangat.

Kemudian, seiring dengan Anda tersenyum hormon dopamin, serotonin, serta endorfin – yang disebut sebagai hormon bahagia – juga dilepaskan. Pelepasan ini mengakibatkan denyut jantung menurun, tubuh menjadi rileks, dan menurunkan tekanan darah. Selain itu, endorfin juga dikenal sebagai pereda nyeri alam yang tubuh miliki dan tidak ada efek samping apapun jika kadarnya meningkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun