KOMPAS.com - Tahukah Anda bahwa Jumat pertama setiap bulan Oktober ditetapkan sebagai hari Tersenyum Sedunia? Maka bila pada hari itu Anda banyak tersenyum, maka Anda sudah melakukan hal yang benar karena senyum bisa membuat seseorang lebih bahagia.
Senyum ternyata memiliki pengaruh terhadap cara kerja otak dan bisa menular. Coba perhatikan jika ada orang yang tersenyum kepada Anda – entah disengaja atau tidak – pasti Anda juga akan membalas senyumannya.
Pada saat itu bisa dibilang Anda “tertular” senyuman dari orang yang memberikan senyumannya. Tanpa disadari, lewat senyuman itu, kebahagiaan mulai terbentuk karena kita merasa terhubung dengan orang lain di sekitar kita.
Sebenarnya, senyum menular diakibatkan oleh rangsangan saraf yang secara otomatis muncul ketika seseorang melihat orang lain tersenyum. Saraf akan memberikan sinyal pada otot muka untuk membentuk senyuman di wajah Anda.
Baca juga: Senyum Bisa Menular, dan Ini Sebabnya
Senyum bisa mempengaruhi cara kerja otak. Apakah Anda pernah mencoba menahan pensil dengan gigi Anda? Beberapa penelitian menyatakan bahwa kegiatan tersebut membuat otot-otot di sekitar mulut dan wajah menjadi berkontraksi, dan dapat membuat Anda senang.
Tapi, Anda tidak perlu susah-susah melakukan hal tersebut. Mudah saja, karena kegiatan tersebut sama dengan ketika Anda tersenyum.
Tanpa Anda ketahui, sebenarnya ada pesta yang sedang terjadi di dalam otak Anda, apabila Anda sedang tersenyum – tak peduli senyum yang menular atau tidak. Ya, otak akan secara alami mengaktifkan pusat saraf yang mengatur emosi manusia dan rasa kebahagiaan.
Begini mulanya: senyum akan mengaktifkan pelepasan neuropeptida – yaitu molekul kecil yang menjadi perantara antar-sel saraf agar bisa berkomunikasi – untuk menghilangkan stres. Tidak hanya stres, neuropeptida juga menjadi jembatan emosi dan perasaan yang Anda rasakan.
Lewat neuropeptida tersebut, semua organ tubuh akan tahu jika terjadi perubahan suasana hati, entah itu sedih, marah, atau bersemangat.
Kemudian, seiring dengan Anda tersenyum hormon dopamin, serotonin, serta endorfin – yang disebut sebagai hormon bahagia – juga dilepaskan. Pelepasan ini mengakibatkan denyut jantung menurun, tubuh menjadi rileks, dan menurunkan tekanan darah. Selain itu, endorfin juga dikenal sebagai pereda nyeri alam yang tubuh miliki dan tidak ada efek samping apapun jika kadarnya meningkat.