(Baca juga: Berkunjung ke Pesantren di Jember, Jokowi Ajak Santri Ikut Rawat NKRI)
Â
Menurut Nadzir, jika seluruh tanaman yang dikembangkan melalui pertanian hidroponik ini berhasil, maka dalam waktu dekat, tenaga pendamping dan para santri bercita-cita ingin mewujudkan wisata edukasi.
Pihaknya sudah menyiapkan lahan sekitar satu hektar di lingkungan pondok yang berlokasi di Dusun Ngawinan, Desa Jetis, Kecamatan Bandungan, untuk bisa dikembangkan lebih luas lagi.
Keberadaan wisata edukasi pertanian hidroponik ini sekaligus melatih jiwa kewirausahaan para santri, sebagai bekal kelak jika mereka telah lulus.
"Sekarang ada 70 santri mukim, yang kalong hampir 300an. Sedangkan formalnya ada RA hingga SMK boarding school, ada pertanian dan kewirausahaan. Jika ada wisata edukasi, santri bisa bergaul, bersosialisasi dengan masyarakat, istilahnya program vokasi ponpes," tandasmya.
Senada, Ketua Pengurus Ponpes Al Mina, Mohammad Afdi Rizal menambahkan, dia bersama pendamping dan pengurus mempunyai prinsip bahwa seorang santri itu harus bisa mengaji, melek teknologi, dan siap mandiri.
Maka bantuan Presiden untuk pemberdayaan santri ini menurutnya sangat tepat sasaran, menyusul lokasi pondok pesantren di daerah pegunungan yang iklimnya sangat cocok untuk budidaya tanaman sayuran. Didukung para pendamping yang profesional di bidangnya.
"Alhamdulillah merk Al Mina Fresh ini sudah tembus Transmart dan ke depan sudah dinanti beberapa toko modern lainnya," kata Gus Rizal, panggilan karib Mohammad Afdi Rizal.
Menurut Gus Rizal, pertanian hidroponik dengan sistem greenhouse yang diajarkan kepada para santri mempunyai keunggulan, antara lain lebih tahan terhadap serangan hama dan perubahan cuaca. "Lebih steril, sehingga mutu produksi lebih terjamin," tandasnya.
Laboratorium Pertanian