Selain itu, ada dua warga Australia lain yang ditikam di leher dalam serangan yang diklaim dilakukan oleh kelompok teroris Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) itu.
Keputusan timnas Arab Saudi untuk mengabaikan ajakan mengheningkan cipta, dihujani kritik oleh para pengguna media sosial  Twitter.
Sementara, ada pula yang membela ulah timnas Arab Saudi ini dengan menyebut, ritual mengheningkan cipta bukanlah prosesi yang diakui dalam memberikan rasa hormat atau pun belasungkawa.
Disebut, mengheningkan cipta semacam itu bukan menjadi budaya di negara tersebut, dan bahkan secara lebih luas bukan menjadi budaya Islam. Â
Keterangan itu tentu bertentangan dengan pemandangan serupa yang pernah ada dalam kasus-kasus yang terjadi di negara-negara Teluk.
Termasuk prosesi mengheningkan cipta yang pernah dilakukan untuk menghormati kematian mantan Raja Saudi Abdullah.
Ada pula ketika tim sepak bola Arab Saudi, al-Ahli Saudi FC, berdiri dalam keheningan sesaat sebelum pertandingan pada laga Qatar Airways Cup melawan Barcelona di bulan Desember 2016.
Australia memenangkan pertandingan ini dengan skor 3-2, dan menempatkan negara tersebut berpeluang besar untuk lolos ke putaran final Piala Dunia 2018 di Rusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H