Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pendiri Microsoft Bikin Pesawat Terbesar di Dunia

3 Juni 2017   16:44 Diperbarui: 3 Juni 2017   23:30 659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pesawat Stratolaunch di luar hangarnya di Gurun Mojave, Amerika Serikat.KOMPAS.com - Perusahaan aeronautika Vulcan Aerospace pekan ini memamerkan sebuah pesawat yang diklaim terbesar di dunia dari segi bentang sayap.

Sang pesawat bernama Stratolaunch tersebut memiliki bagian tubuh (fuselage) ganda dengan dua cockpit dan enam mesin yang dicomot dari jumbo-jet Boeing 747.

Rentang sayapnya dari ujung ke ujung mencapai 117 meter. Diukur dari hidung ke ekor panjangnya 72 meter, sementara tingginya 15 meter. Tapi Stratolaunch belum siap mengudara, untuk sekarang ia masih terus diuji coba.

"Ini adalah pesawat pertama dari jenisnya, jadi kami akan rutin menguji serta memprioritaskan keselamatan pilot, kru, dan staf kami. Stratolaunch dijadwalkan akan melakukan demonstrasi pertama secepat-cepatnya pada 2019," ujar CEO Stratolaunch, Jean Floyd.

Vulcan Aerospace merupakan perusahaan yang didirikan oleh pendiri Microsoft Paul Allen pada 2011 sebagai bagian dari rencana membuat orbit bumi rendah (low earth orbit) yang lebih mudah dijangkau oleh berbagai wahana antariksa seperti satelit.

Pengantar roket

Itu pula yang bakal menjadi peranan Stratolaunch kala sudah siap beroperasi nanti. Pesawat ini rencananya akan dipakai sebagai wahana ulang-alik untuk mengantar roket dan satelit ke ketinggian sekitar 9.000 meter.

Dari sana, roket kemudian akan diluncurkan dan mengantar satelit ke low earth orbit, sementara Stratolaunch kembali ke pangkalan dan mendarat. Karena sifatnya yang ulang-alik alias bisa dipakai kembali ini, Stratolaunch bisa menghemat biaya peluncuran satelit ke low earth orbit.

Stratolaunch mampu menerbangkan muatan hingga 249 ton dengan bobot take-off sebesar 1.300.000 pound atau 589 ton. Jangkauannya 2.000 nautical mile, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari USA Today, Jumat (2/6/2017).

"Membuka akses (low earth orbit) mampu mendatangkan banyak keuntungan," tulis Allen di LinkedIn setahun lalu. "Contohnya, kita bisa mengirimkan lebih banyak satelit untuk mengerti perubahan pola cuaca dan meningkatkan produktivitas agrikultur."

Stratolaunch bukan satu-satunya pesawat yang dikembangkan untuk keperluan mengantar satelit ke orbit. Virgin Orbit dari Virgin Galactic juga membikin pesawat berbasis Boeing 747-400 berikut roket LauncherOne untuk tujuan serupa.

Baca: Delapan Satelit yang Pernah Diluncurkan Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun