Pada tahun lalu, sejumlah petempur ISIS dari Asia Tenggara di Suriah merilis video yang mendesak agar para pengikutnya bergabung dengan perjuangan di wilayah selatan Filipina, alih-alih terbang ke Suriah.
Pakar terorisme lain, Sidney Jones, mengungkap beberapa pesan Telegram yang digunakan oleh pendukung ISIS.
Satu orang pengguna mengaku tengah berada di Marawi di mana dia menyaksikan tentara "lari seperti babi" dan "darah kotor mereka bercampur dengan mayat sesama."
"Hijrahlah ke Filipina. Pintu telah terbuka," kata seorang pengguna lainnya.
Baca:Â Panglima Militer Filipina Sebut Seorang Teroris WNI Tewas di Marawi
Pertempuran di Marawi dimulai dengan serangan tentara untuk menangkap Isnilon Hapilon, mantan pemimpin Abu Sayyay, sebuah kelompok yang terkenal karena banyak melakkan penculikan dan pemenggalan kepala orang kulit putih.
Abu Sayyaf dan kelompok bersenjata Maute, dua-duanya sudah berbaiat kepada ISIS, bertempur bersama di Marawi .
Mereka membakar sebuah rumah sakit, membakar sebuah gereja Protestan, Â dan menculik seorang pastor Katolik dari gereja Kathedral di kota itu.
Menurut sebuah laporan intelejen, pemerintah di Jakarta memperkirakan ada 38 warga Indonesia yang terbang ke Filipina untuk bergabung dengan afiliasi ISIS di sana.
Sekitar 22 di antara mereka turut bertempur di Marawi, demikian Reuters melaporkan.
Baca: Militer Ultimatum Militan Marawi Agar Menyerah atau Mati