JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj heran masih banyak orang yang salah memaknai ayat-ayat dalam Al-Quran, khususnya terkait ayat perang.
Hal itu dia sampaikan menanggapi aksi bom bunuh diri di Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu malam (24/6/2017).
"Siapa yang keluar dari rumah, jihad, membunuh dan dibunuh, dosanya diampuni dan masuk surga," kata Said mengutip ayat perang tersebut, ketika ditemui di kantornya, Jakarta, Kamis (25/5/2017).
Padahal, ayat perang tersebut konteksnya diturunkan ketika kota Madinah akan diserang oleh suku kafir Quraisy. Ayat itu untuk mengobarkan semangat para kaum Muslimin.
"Jadi secara logika ketika itu akan kalah, umat Islam cuma 300 orang di dalam Madinah. Nah untuk membesarkan hati para sahabat agar tidak kecil hati. Menang atau kalah maju, terbunuh atau membunuh surga," kata Said.
Â
Baca juga:Â Jokowi Minta Warga Tetap Tenang tetapi Waspada
Karenanya, saat ini kata Said, ayat perang tersebut tak lagi relevan digunakan. Terlebih digunakan untuk membenarkan bom bunuh diri sebagai jihad membela Islam.
"Nah ini kan kota enggak lagi perang. Kita lagi menata kehidupan yang damai, berbangsa, yang produktif," kata dia.
Â
Baca juga:Â PBNU: Bom Bunuh Diri dan Terorisme Bentuk Pemahaman Agama yang Sesat
"Tapi lihat radikalisme meningkat. Kita lihat mereka siap mati. Mereka bangga dengan bunuh diri langsung masuk surga dapat bidadari yang cantik. Makanya istilahnya jadi pengantin, itu berangkat dari Al-Quran, ayat perang," tutup dia.
Diketahui, dua ledakan bom bunuh diri terjadi di Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu malam (24/5/2017). Kejadian itu menewaskan dua orang terduga pelaku dan gugurnya tiga orang anggota kepolisian yang sedang menjaga pawai obor.
Baca juga:Â Mereka yang Pertama Mengabarkan Ledakan Bom Kampung Melayu via Twitter
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H