BOGOR, KOMPAS.com - Penampilan Presiden Joko Widodo saat menyambut Raja Swedia Carl XVI Gustaf di Istana Bogor, Senin (22/5/2017), berbeda dari biasanya.
Bukan lagi jas hitam atau biru tua seperti ketika menyambut kepala negara lainnya, Presiden Jokowi kini memilih mengenakan setelan khas Betawi.
Tubuh Jokowi berbobot sekitar 55 kilogram dan tinggi 175 sentimeter tersebut tampak pas dibalut beskap hitam, lengkap dengan rantai emas yang terpaut di salah satu kancing dan saku bajunya.
Pada bagian bawah, Jokowi memilih kain bercorak putih dan merah sebagai sarung yang melingkari di pahanya.
Corak itu tampak elegan dipadu celana panjang hitam. Tidak lupa, Jokowi menyematkan peci hitam beludru di kepalanya. Persis mempelai pria asal Betawi.
Menampilkan budaya Indonesia
Kompas.com mencoba mencari tahu mengapa Jokowi tiba-tiba merubah kebiasaannya berpakaian dalam menyambut tamu kenegaraan.
Rupanya, informasi yang diterima, ide soal mengenakan pakaian adat tradisional Indonesia itu datang dari Jokowi sendiri.
Dalam sejumlah acara, Presiden Jokowi sering memakai pakaian khas daerah. Jokowi kemudian berpikir mengapa pakaian khas itu tidak dikenakannya pada saat bertemu kepala negara lain.
Kepada para tamu-tamunya, Jokowi ingin menyampaikan pesan bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya akan alam dan budayanya. Salah satunya melalui pakaian.
Soal baju adat Betawi yang dikenakannya saat bertemu Raja Swedia sendiri, Jokowi rupanya juga sudah mempersiapkannya jauh-jauh hari.
Â
Jokowi, melalui orang kepercayaannya, membeli bahan baju dan menjahitnya di tukang jahit langganan.
Â
Lantas, apakah dalam kunjungan kenegaraan negara lain selanjutnya, Presiden Jokowi juga akan mengenakan setelan khas daerah lainnya di Indonesia? Informasi yang didapatkan Kompas.com, kemungkinan itu sangat besar.
Namun, tergantung arahan langsung dari Presiden Jokowi sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H