SURABAYA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pembina Partai Berkarya, Tommy Soeharto, mengajak massa partainya untuk menguasai senayan atau DPR. Kata dia, saat ini fungsi legislatif banyak disalahgunakan.
"Harusnya mereka mengelola negara dengan baik, tapi mereka masih sibuk dengan korupsinya," kata putra Presiden Soeharto itu saat menghadiri konsolidasi Partai Berkarya di Surabaya, Rabu (10/5/2017).
Baca juga: Tommy Soeharto Dianugerahi Gelar "Gus" oleh Ulama di Jatim
Kasus korupsi yang terbaru, kata Tommy, adalah kasus korupsi berjemaah E-KTP.
"Ada 50 persen lebih yang dikorupsi dari nilai proyek yang dianggarkan," jelasnya.
Untuk merebut kekuasaan di Senayan, kata dia, harus melalui partai sesuai dengan mekanisme undang-undang negara.
"Karena itulah mengapa Partai Berkarya ini harus ada," terangnya.
Partai Berkarya adalah satu dari empat Partai baru calon peserta Pemilu 2019. Partai ini dibentuk sesuai SK Menkumham Nomor: M.HH-20.AH.11.01 tahun 2016.
Baca juga: Tommy Soeharto: Fenomena Ahok Ada Baiknya Ada Buruknya
Dikutip dari situs resmi partai, Berkarya.id, Partai Berkarya yang semula bernama Partai Beringin Karya (Berkarya) adalah kelanjutan dari pembaruan, perubahan, serta kerja sama antara Partai Nasional Republik (Nasrep) dan Partai Beringin Karya yang dilahirkan kembali 15 Juli 2016. Tanggal itu bertepatan dengan hari lahir Tommy Soeharto sebagai ketua Majelis Tinggi atau ketua Dewan Pembina Partai Berkarya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H