Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Satpam "Rumah Lembang" Meninggal Usai Dengar Vonis Ahok

9 Mei 2017   20:30 Diperbarui: 10 Mei 2017   03:11 952
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah relawan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta nomor dua, Basuki Ahok Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat yang berlokasi di Jalan Lembang, Menteng, Jakarta Pusat.

Rumah relawan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta nomor dua, Basuki Ahok Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat yang berlokasi di Jalan Lembang, Menteng, Jakarta Pusat.JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang relawan sekaligus satpam yang biasa menjaga posko relawan pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat di Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, yaitu Gerart Samapaty, meninggal dunia usai mendengar vonis Ahok (sapaan Basuki) pada Selasa (9/5/2017) ini.

Relawan Ahok-Djarot, Nongandah Darol Mahmada, menceritakan bagaimana Gerart meninggal.

"Jadi ceritanya itu Pak Gerart itu TV-nya sebenarnya mati. Tadinya remote-nya itu enggak ada. Lalu ada tukang remote lewat rumahnya, dia beli," kata Nongandah saat dihubungi Kompas.com, Selasa (9/5/2017).

Nongandah baru saja melayat ke kediaman keluarga Gerart. Gerart meninggalkan istri dan 7 anak.

Nongandah mengatakan, Gerart akhirnya bisa menonton televisi usai membeli remote. Gerart menonton sidang vonis yang menyatakan Ahok bersalah dan langsung ditahan.

Baca juga: Terbukti Menodai Agama, Ahok Divonis 2 Tahun Penjara

"Dia enggak sanggup dan langsung dia pingsan. Itu masih di depan tukang remote-nya," ujar Nangondah.

Anak Gerart mengetahui bahwa ayahnya pingsan dari penjual remote yang masih ada di rumahnya. Setelah beberapa lama, Gerart tidak bernapas lagi. Setelah dibawa ke bidan dekat rumah, Gerart dinyatakan meninggal.

"Jadi memang Pak Gerart ini meninggalnya karena dia kena jantung karena keputusan Pak Ahok langsung dipenjara," ujar Nangondah.

Nangondah mengatakan, biasanya Gerart menjadi petugas jaga di Rumah Lembang. Dia sebenarnya punya pekerjaan di salah satu perusahaan swasta.

Jenazah Gerart akan dibawa ke Sumba, NTT, tempat kelahirannya, dini hari nanti.

"Jam 1 pagi ini Pak Gerart mau diterbangkan ke tanah kelahirannya di Sumba. Itu wasiatnya kata istrinya," ujar Nangondah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun