Akhirnya, Brian menuruti perintah staf maskapai itu untuk memangku putranya Grayson. Namun kemudian staf maskapai meminta Brian dan keluarganya turun dari pesawat.
Staf maskapai menuduh Brian berbohong dengan tujuan anaknya bisa duduk sendiri. Para staf itu bahkan mengancam akan memenjarakan Brian dan istrinya.
"Anda harus mengosongkan kursi atau dipenjara, istri Anda juga akan dipenjara bersama anak-anak Anda," ujar staf itu seperti dilaporkan stasiun televisi KABC.
Brian mengatakan, awalnya dia membeli kursi itu untuk anaknya yang berusia 18 tahun, Mason. Namun, kemudian Mason terbang lebih dulu ke Los Angeles agar adiknya Grayson bisa duduk sendiri di kursi.
Staf Delta Airlines mengatakan kepada Brian mereka membutuhkan kursi itu karena penerbangan itu "overbooked".
Sehingga, karena kursi yang dipesan dengan nama Mason, kosong, maka kursi tersebut akan diberikan kepada penumpang lain.
Baca: Akibat Berkeringat dan Mengirim SMS, Pasangan Ini Diturunkan dari Kabin Delta Airlines
Setelah diturunkan dari pesawat, Brian kalang kabut mencari hotel dan harus merogoh kocek sebesar 2.000 dolar atau sekitar Rp 36 juta untuk terbang di hari berikutnya.
"Mereka menjual tiket berlebih dan meminta kami menyerahkan kursi yang sudah kami bayar untuk anak sulung kami yang kemudian digunakan adiknya," ujar Brian setelah mengunggah video insiden itu ke dunia maya.
"Akhirnya kami diusir, dan kursi kami diberikan kepada orang lain yang membeli tiket tetapi tak mendapatkan kursi. Mereka terlalu banyak menjual tiket," kata Brian.
"Kapan hal semacam ini akan berhenti? Waktu itu tengah malam di Maui dan kami harus mendapatkan hotel dan membeli tiket baru untuk penerbangan keesokan harinya," tambah Brian.