Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jika Novanto Tak Bijak, Nasib Golkar Diyakini Bakal seperti Demokrat

25 April 2017   11:00 Diperbarui: 25 April 2017   20:00 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua DPR RI Setya Novanto di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (18/4/2017).

Ketua DPR RI Setya Novanto di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (18/4/2017).JAKARTA, KOMPAS.com - Sikap kenegarawan Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto dinanti. Hal itu diperlukan agar suara Partai Golkar pada Pemilu Legislatif 2019 tak anjlok.

Kekalahan Golkar pada Pilkada DKI Jakarta dinilai sedikit banyak berpengaruh pada elektabilitas partai.

Kasus hukum yang kini menyeret nama Novanto juga menjadi perhatian bagi Golkar.

Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Partai Golkar Yorrys Raweyai bahkan menyebut Novanto hampir pasti ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK.

Novanto terseret kasus dugaan korupsi proyek e-KTP. Penyidikan kasus itu masih dikembangkan KPK.

(baca: Yorrys Raweyai: Setya Novanto Hampir Pasti Jadi Tersangka e-KTP)

Diserang kasus korupsi, Partai Demokrat pernah kehilangan banyak suara di 2014. Sekalipun tak melibatkan Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, namun anjloknya suara partai tak terhindarkan.

Tak menutup kemungkinan hal serupa bisa terjadi pada Golkar.

"Apalagi jika itu (isu kasus korupsi menyeret) pemimpin partai," kata Dosen Komunikasi Politik Universitas Bengkulu yang juga Ketua Program Pascasarjana Komunikasi Universitas Jayabaya Jakarta Lely Arrianie saat dihubungi, Selasa (25/4/2017).

(baca: 6 Fakta Sidang E-KTP, Cerita Perjalanan Suap ke Setya Novanto sampai Auditor)

Ia memahami kekhawatiran yang muncul di internal Partai Golkar. Terlebih, pada masa lalu Ketua Umum Partai Golkar selalu terkena masalah.

Aburizal Bakrie pernah tersangkut kasus lumpur Lapindo, Akbar Tandjung bahkan pernah hingga ditahan.

Sikap bijak dan kenegarawanan Novanto dinanti. Jika status hukum sudah jelas, Novanto disarankan untuk melepaskan jabatannya sebagai langkah penyelamatan partai.

"Kalau sudah jelas statusnya mungkin bisa mengambil sikap kenegarawanan untuk bisa, 'saya menghadapi kasus ini dengan bijak, dengan tenang, tanpa gangguan apa-apa. Sehingga memutuskan menyerahkannya kepada pelaksana tugas.' Jadi tidak grasak-grusuk, karena akan membuat Golkar makin terpuruk," ujar Lely.

(baca: Saksi E-KTP Sebut Setya Novanto Dapat Bagian 7 Persen)

Di samping itu, kata dia, tokoh-tokoh senior partai juga diharapkan memberikan andil yang lebih besar serta akomodatif kepada seluruh pihak.

Sebab, dari beberapa kasus terlihat bahwa Golkar tampak tak memiliki tokoh pemersatu.

"Golkar punya banyak tokoh-tokoh besar yang bisa jadi mediator yang mulai sekarang mereka jangan ketemu satu pihak saja, tapi semua pihak diakomodasi," tuturnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun