Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Patriana Pasrah Suaminya Meninggal karena Diberondong Tembakan Polisi

25 April 2017   10:15 Diperbarui: 25 April 2017   19:00 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mobil berisi satu rombongan keluarga yang sedang melintas yang ditembaki oleh oknum diduga polisi di Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan, Selasa (18/4/2017).PALEMBANG, KOMPAS.com - Satu lagi korban kasus penembakan terhadap satu keluarga di Lubuklinggau, Sumatera Selatan, menghembuskan nafas terakhir, Senin (24/4/2017) pagi.

Indrayani meninggal setelah menjalani operasi pengambilan proyektil peluru di Rumah Sakit Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang.

Indrayani mengalami luka tembak di bagian leher dan menembus tulang belakang, setelah Honda City yang ditumpanginya diberondong tembakan oleh Brigadir K.

Baca juga: Sopir Mobil yang Diberondong Tembakan di Lubuk Linggau Meninggal

Korban meninggal setelah menjalani perawatan selama 6 hari di RSMH.

Korban tewas pertama kasus tersebut yaitu Suryati (55).

Jenazah Indrayani langsung dibawa ke Desa Blitar, Kecamatan Sindang Kelingi, Kabupaten Rejang Lebong, Lampung, menggunakan ambulans milik Polda Sumatera Selatan (Sumsel).

Patriana (33), istri Indrayani, mengaku sudah mengikhlaskan kepergian suaminya.

"Ketika dapat kabar, kami sudah ikhlas jika memang takdirnya seperti itu. Kami hanya bisa menerima, kami ikhlas," ucap Patriana ketika ditemui di kediamannya, Desa Blitar Muka, Kecamatan Sindang Kelingi, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, Senin.

Pasangan Indrayani dan Patriana dikaruniai tiga anak yaitu Yoga Pidyoka (10), Dika Pitria (5) dan Dian Aisyah (1).

Sambil memegang foto perkawinan, Patriana mengaku mendapat kabar suaminya meninggal dunia sekitar pukul 06.00 WIB.

Pemberitahuan disampaikan pihak keluarga yang berjaga di RSMH Palembang.

Ia sempat menjenguk sang suami ketika dirawat di RSMH Palembang. Saat bertemu, Indrayani dalam kondisi sadar, namun tidak bisa bicara.

"Saat kami jenguk di ruang ICU dia tidak bisa bicara, karena saat itu lehernya mengalami luka. Jadi untuk bisa bicara sangat susah, tapi dia sadar dan melihat kita," ucapnya.

Kapolda melayat

Kapolda Sumsel Irjen Pol Agung Budi Maryoto mendatangi kamar jenazah untuk menyampaikan bela sungkawa kepada pihak keluarga Indrayani.

"Saya datang langsung ke kamar mayat untuk memberikan doa dan berbelasungkawa," ujar Kapolda.

Baca juga: Brigadir K ditetapkan Jadi Tersangka Penembakan Mobil Berisi Satu Keluarga

Agung baru saja tiba kembali di Palembang setelah mengunjungi keluarga Suryati di Bengkulu.

"Saya juga datang ke rumah korban, Suryati, di Bengkulu untuk menjelaskan kejadian yang terjadi, intinya keluarga pasrah pada kejadian ini. Pihak keluarga berterima kasih atas perhatian yang diberikan Polda Sumsel," ujar Kapolda.

Kapolda juga berjanji memberikan perhatian lebih kepada ketiga korban lainnya yang saat ini tengah menjalani perawatan di RS Bhayangkara, Palembang.

Masih Bersaudara

Kasus itu bermula ketika mobil yang membawa rombongan keluarga Suryati kabur menghindari razia yang dilakukan Polres Lubuklinggau, Selasa (18/4/2017) lalu.

Mobil sedan Honda City berisi delapan penumpang (dua di antaranya anak-anak) itu kemudian diberondong tembakan menggunakan senjata laras panjang SS1 oleh Brigadir K.

Selain Suryati (tewas), Diki (29) terkena tembakan di bagian punggung, Indra (32) di tangan bagian kiri, Novianti (31) di lengan sebelah kanan, dan Dewi Arlina (35) di lengan sebelah kiri.

Cucu Surini, Genta Wicaksono (3) mengalami luka di atas telinga sebelah kiri karena diduga terserempet peluru. Seorang anak lainnya, Galih (6), tidak mengalami luka.

Kapolda Sumsel Agung Budi Maryoto mengakui antara Brigadir K dan keluarga korban ternyata masih ada hubungan keluarga.

"Memang, Brigadir K dengan keluarga korban masih ada hubungan keluarga. Masalah ada hubungan keluarga, biar mereka yang saling bersilahturahmi," ujar Irjen Agung.

Kapolda mengaku, saat ini ia masih terus berupaya untuk fokus mengurusi para korban yang masih dalam perawatan di RS Bhayangkara Palembang.

"Untuk Galih, sudah sehat dan sebenarnya sudah bisa pulang. Tetapi karena ibunya masih dalam masa pemulihan, ia masih berada di rumah sakit. Sedangkan Dewi dan Novi saat ini masih dalam perawatan," katanya.

Baca juga: Mobil Berisi Satu Keluarga Ditembaki Polisi saat Sedang Berhenti

Kapolda juga menjelaskan proses hukum terhadap Brigadir K terus dilakukan.

"Memang ada hubungan keluarga, tetapi saya tetap tegas terhadap anggota yang melakukan kesalahan. Proses hukum tetap dilaksanakan," kata Agung.

Kapolda mengaku telah meminta sejumlah tokoh di Lubuklinggau agar tetap menjaga kondisi keamanan. Menurutnya, insiden itu murni kesalahan yang dilakukan oknum anggota Polri di lapangan.

"Dari pertemuan yang dilakukan, masyarakat tetap mendukung diadakannya razia, karena dapat menekan tindak kejahatan dan menangkap pelaku kejahatan. Sering dilakukannya razia banyak menurunan tindak kejahatan seperti begal hingga curanmor," jelas jenderal bintang dua ini. (tribunsumsel/ardiansyah)

Berita ini sudah tayang di Tribunnews, Selasa 25 April 2017 dengan judul Sang Istri Pasrah Nyawa Indrayani Tak Tertolong



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun