"Kampus ini jaraknya dekat sekali dengan rumah pribadi saya di sini (Bintaro), bukan rumah dinas menteri. Saya pingin nanti ketika pensiun lihat mahasiswa, bersama suami saya, minum kopi enggak minum Starbucks, tapi kopi Indonesia, sama makan pisang goreng, bukan croissant, mungkin juga bisa bawa cucu saya main bola," ungkap Sri Mulyani.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia pun tak menolak, bila memang dirinya nanti diminta untuk mengajar mahasiswa. "Kalau anda (mahasiswa) ingin saya mengajar, saya akan mengajar. Saya duduk, ngobrol saja dengan anda. Itu membuat hidup kita lebih bahagia," jelasnya.
Sri Mulyani mengungkapkan, dirinya pun tidak akan mau jika ditawarkan mengajar di kampus luar negeri sekalipun.
"Saya enggak kepingin di kampus-kampus negara lain. I dont feel like home, iya kan? Ini rumah kita ini negara kita, ayo belajar dan bangun Indonesia," pungkasnya.
Namun, Ani sapaan akrab Sri Mulyani tak bosan-bosan mengingatkan para mahasiswa STAN agar kelak nantinya mengabdi pada negara dengan baik dan menghindari perbuatan yang merugikan negara.
Menurutnya, menjadi mahasiwa pada STAN menjadi hal yang berharga untuk mengabdi pada negara.
"Kalian lulus sudah ada yang menampung, kalau mahasiswa lain harus menghadapi 1,8 juta calon tenaga kerja, negara berinvestasi untuk mendidik kalian, dan kalian berhutang," paparnya.
Dirinya pun berpesan, jika telah menjabat pada lembaga negara, hindari praktik kolusi, korupsi, dan nepotisme. "Bangun dan urusi Indonesia ini, ingat urusi bukan mengkuruskan negaramu," tegasnya.
Usai kuliah umum tersebut, Sri Mulyani pun menjadi magnet bagi mahasiswa, semua mahasiswa bersiap dengan smartphone untuk mengabadikan momen langka bersama menteri keuangan.
Dengan senyuman Sri Mulyani pun meladeni keinginan mahasiswa untuk berfoto bersama, kucuran keringat yang membasahi wajahnya pun tak menjadi halangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H