Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sang Arsitek Jelaskan Simbolisme dalam Arsitektur Masjid KH Hasyim Asyari

16 April 2017   15:44 Diperbarui: 17 April 2017   00:00 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Arsitek Masjid Raya KH Hasyim Asyari di Daan Mogot, Jakarta Barat Adhi Moersid

Arsitek Masjid Raya KH Hasyim Asyari di Daan Mogot, Jakarta Barat Adhi MoersidJAKARTA, KOMPAS.com - Arsitek Masjid Raya KH Hasyim Asyari, Adhi Moersid menceritakan latar belakang tercetusnya ide desain masjid raya pertama yang dimiliki oleh Pemprov DKI Jakarta ini.

Adhi menjelaskan, konsep dalam desain bangunan sengaja dibuat dengan karakteristik budaya Betawi yang merupakan budaya lokal di Jakarta.

Adhi menjelaskan, ada tiga konsep yang dipakai sebagai desain bangunan masjid. Konsep tropis, membumi atau lekat dengan unsur kebudayaan lokal Betawi, serta permaculture atau konsep arsitektur yang dapat dijadikan sebagai tempat untuk meningkatkan ketahanan pangan yang ada di daerahnya.

"Masjid ini dikerjakan dengan apa adanya. Tetapi kan ada cita-cita yang memberi saya tugas dengan mengambil nilai-nilai lokalitas Betawi. Itu saya pegang teguh," ujar Adhi saat ditemui di Jakarta Barat, Sabtu (15/4/2017).

Baca juga: Jakarta Miliki Masjid Raya, Harapan Jokowi Pun Terwujud...

Adhi menjelaskan, konsep desain atau atap ini bercirikan atap pelana dan limasan di rumah Betawi Bapang dan Joglo. Di masjid ini ditampilkan kembali dengan teknik baru menyesuaikan fungsi dan kebutuhan saat ini.

Begitu pula dengan ragam hias dan ornamen lama yang sangat kental terlihat di masjid ini.

Adhi mengatakan, selain membenamkan karakteristik Betawi, masjid ini juga di desain agar masyarakat sekitar bisa memanfaatkan lahan yang ada.

Urban agriculture

Adhi memasukan konsep karang tiri, dalam istilah Jawa yang berarti bisa bercocok tanam di sekitar rumah. Dengan konsep ini, Adhi ingin menjadikan Masjid Raya KH Haysim Asyari menjadi masjid percontohan untuk masjid yang mengusung tema agrukultur.

Di sekitar kawasan masjid, masyarakat bisa menanam berbagai jenis tumbuhan hijau. Selain untuk mengasrikan lingkungan, tanaman itu juga bisa menjadi tambahan bagi pengelolaan masjid.

"Jadi nanti koperasi yang mengelola masjid ini punya hasil. Ini jadi contoh masjid yang pertama-tama melaksanakan urban agricalture, pertanian kota. Mudah-mudahan berhasil," ujar Adhi.

Selain itu, Adhi berharap konsep desain yang dibuatnya menjadi salah satu cara mengatasi pemanasan global serta perubahan cuaca yang esktrem. Adhi tidak terlalu memusingkan sejumlah rumor miring mengenai desain masjid itu. Adhi mengatakan, desain itu dia buat dengan sungguh-sungguh, tanpa maksud apapun.

"Saya buat dengan kesungguhan dan kecintaan, dan segala kejujuran," ujar Adhi.

Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi menyapa warga usai beribadah di Masjid Kyai Haji Hasyim Asyari Daan Mogot, Jakarta Barat, Sabtu (15/4/2017). Jokowi meresmikan masjid Raya yang berkapasitas 16.000 jemaah ini.Sabtu (15/4/2017), Presiden Joko Widodo meresmikan Masjid KH Hasyim Asyari. Pemukulan beduk serta penandatangan prasasti menandai masjid itu resmi sudah bisa digunakan.

Masjid KH Hasyim Asyari dibangun di atas lahan seluas 2,4 hektar dengan luas bangunan sebesar 16.985,43 meter persegi. Masjid itu berdekatan dengan Rusun Daan Mogot.

Baca juga: Presiden Jokowi Resmikan Masjid Raya KH Hasyim Asy'ari Jakarta

Masjid tersebut dibangun dengan dua lantai dan satu mezzanin dengan daya tampung hingga 12.500 jemaah.

Ide pembangunan masjid itu muncul pada Idul Adha tahun 2012. Saat itu, Joko Widodo yang masih menjabat Gubernur DKI Jakarta baru mengetahui bahwa selama ini Jakarta belum punya masjid raya yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun