Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Meski Hidup Tanpa Tangan, Firman Sukses Bisnis Edit Fotografi

14 April 2017   11:45 Diperbarui: 14 April 2017   20:00 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Stefanus Firman Santoso (24) , warga Dusun Gondang, Desa Jogoyitnan, Kecamatan Wonosobo, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, memperlihatkan kemampuannya mengolah foto dan gambar pada komputer meski tanpa dua tangan, Kamis (13/4/2017).WONOSOBO, KOMPAS.com - Hidup Stefanus Firman Santoso (24) sempat terpuruk ketika sebuah kecelakaan kerja menimpa dirinya sembilan tahun lalu.

Pemuda asal Dusun Gondang, Desa Jogoyitnan, Kecamatan Wonosobo, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, itu tersengat listrik tegangan tinggi hingga menyebabkan kedua tangannya terluka parah dan harus diamputasi.

Firman yang kala itu masih remaja merasa hidupnya tidak lagi berguna. Ia berubah menjadi sosok pemurung, pemalu, bahkan selama hampir setahun ia mengurung diri tidak mau bertemu dengan siapa pun.

Padahal anak keempat dari 6 bersaudara itu dikenal sebagai anak yang riang dan rajin bekerja meski hanya lulusan SMP.

"Hidup saya sempat meredup pasca-amputasi tangan. Saya merasa tidak ada gunanya lagi hidup di dunia ini," ujar Firman, Kamis (13/4/2017).

Kisah Firman mengetuk hati seorang pemuda yang juga difabel, Aceng Dani Setiawan. Aceng berhasil memotivasi Firman agar tetap hidup bersemangat meski hidup tanpa tangan. Aceng sendiri kini sudah meninggal dunia.

"Saya dimotivasi oleh almarhum (Aceng Dani Setiawan). Dia menyemangati saya untuk melanjutkan hidup dengan tetap bekerja meski dengan keterbatasan," ujarnya.

Firman mulai membuka diri. Ia bergabung dengan orang-orang sesama penyandang difabel Kabupaten Wonosobo. Dia juga bersemangat saat dikirim Dinas Sosial setempat untuk menjalani rehabilitasi di Rehab Center (RC) di Surakarta, Jawa Tengah.

Pemuda yang gemar bernyanyi dan bermain musik itu ikut berbagai pelatihan. Tak sebatas menjahit atau teknik perbengkelan, Firman pun melatih kedua kakinya agar mampu memetik gitar kegemarannya.

"Seperti alhamarhum mas Aceng yang juga sangat mahir bernyanyi sambil memetik gitar dengan kaki," tuturnya.

Putra Bapak Kasmadi itu pernah mendapat bantuan tangan palsu dari United Cerebral Palsy (UCP). Namun akhirnya dilepas karena Firman mengaku lebih nyaman dengan kedua lengan tanpa tangan. Tangan palsu itu justru membuatnya kesulitan beraktivitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun