Nafsu makan Yeni meningkat, bahkan ia bisa menghabiskan setengah kilogram buah anggur dalam satu hari. Yeni juga sudah bisa meminta menu makan yang diinginkan nya.
"Nafsu makannya ada dan tidak muntah lagi ketika sedang makan. Sebelumnya, setiap kali makan selalu dimuntahkan dan bahkan tidak mau makan sama sekali. Sampai badannya itu kurus, sangat kurus sekali," ungkapnya.
Pencernaan juga mulai lancar, baik itu buang air kecil maupun besar.
Lubang-lubang pada luka-luka dekubitus sudah menutup karena daging yang baru sudah tumbuh dan permukaan luka sudah mengering.
"Bahkan, salah satu luka dekubitus di pinggang belakang yang sangat besar ukurannya sekitar satu kepalan tangan orang dewasa yang tulangnya kelihatan, sudah dapat menutup kembali dan permukaannya mengering," ungkap Yohana.
Pandangan mata dan penglihatan Yeni juga menjadi jelas. Ingatannya mulai pulih dan bisa mengingat hal-hal secara detail di masa lalu.
Yeni juga sudah mau diajak berbicara, berkomunikasi, dan mulai banyak bertanya, bahkan sudah bisa bernyanyi. Jari-jari tangan kiri yang sebelumnya lumpuh sudah mulai bisa digerakkan.
"Yeni juga sudah mulai berbicara tentang harapan atau angan-angannya kalau sudah sembuh dari penyakitnya. Misalnya, ia mengatakan kalau sudah sembuh akan membeli sepeda motor baru dan kalau sudah sembuh akan mengadakan misa di rumah dengan mengundang Romo (pastor)," ujar Yohana.
Namun, keceriaan yang mulai muncul di wajah Yeni kembali sirna. Harapan untuk semakin membaik hilang karena Fidelis ditahan dan ekstrak ganja dimusnahkan sebagai barang bukti.
Yeni kemudian dibawa ke Rumah Sakit M Th Djaman Sanggau. Yeni pun kembali mengalami kesulitan tidur, kadang tidak bisa tidur semalaman.
"Yeni sempat minta dicarikan obat tidur ke puskesmas supaya bisa tidur, padahal posisinya sedang dirawat di rumah sakit," papar Yohana.