"Seperti ular lainnya, piton itu tidak memiliki rahang. Jadi dia bisa membuka mulutnya selebar apapun dan mengkontraksikan ototnya untuk mendorong mangsa masuk ke saluran pencernaannya," kata Mirza.
Sekali mendapatkan mangsa, piton bisa diam hingga sebulan lamanya. Sebabnya, piton membutuhkan waktu yang lama untuk mencerna.
"Maka wajar jika di Sulawesi korban ditemukan masih dalam keadaan utuh. Dalam jangka waktu 2-3 hari, mangsa biasanya masih utuh di dalam perut ular," jelas Mirza.
Untuk menghindari piton, Mirza menyarankan untuk selalu waspada jika ke lapangan, baik ke sawah, kebun, apalagi hutan.
"Jangan pernah pergi sendiri saat di hutan. Pastikan selalu berada dalam rombongan jadi ada yang membantu," katanya.
Piton biasanya berada di atas pohon. Jadi saat berjalan penting juga untuk melihat ke atas, mewaspadai keberadaan piton.
Selain itu, penting untuk tidak mengganggu. "Kalau menemukan piton, lebih baik mundur. Jangan malah diganggu," ungkap Mirza.
Menurutnya, ular pada umumnya merupakan hewan pemalu. Jika manudia menghindar, maka ular tidak akan mengejar seperti singa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H