Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Masa Sulit Kaum Miskin Pedesaan Filipina di Era Duterte

23 Maret 2017   19:00 Diperbarui: 24 Maret 2017   03:00 700
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat ini, tebu lokal di Filipina tidak bisa bersaing dengan sirup jagung impor dan industri mulai mengurangi pekerjanya.

Suasana tempat tinggal di perkebunan plasma di Filipina. Orang-orang di lingkungannya dipaksa oleh pemilik hacienda untuk meninggalkan perkebunan plasma yang mereka sebut rumah.Ketika kami menemui keluarganya untuk pertama kali, Evelyn masih tinggal di Talisay. Namun sekarang, setelah 6 bulan berlalu dan dihadapkan pada kebutuhan uang karena penyakit Efren, Evelyn pindah ke Manila dan bekerja sebagai pembantu.

Dia protes dengan situasi keluarganya, terlebih lagi sejak Efren hanya bisa menjadi penyapu jalanan demi bertahan hidup. Dia mengatakan, “Kami tidak mempunyai uang untuk pindah ke tempat baru. Saya hanya dapat menyaksikan mereka menghancurkan rumah yang telah kami bangun. Tidak ada pekerjaan di Bacolod. Kami harus pindah ke Manila.”

Ketika ditanya apakah kebijakan Presiden Duterte telah membantu kehidupannya di daerah, dia tidak setuju dan berkata, “Tidak ada perkembangan di Bacolod. Tidak ada bedanya. Kebijakan Duterte masih belum bisa memperbaiki kualitas hidup saya atau orang lain di desa saya. Dia seharusnya tidak hanya fokus pada narkoba. Dia harus juga menangani kemiskinan.”

Duterte menerima mandat sebagai Presiden setelah dia dinilai mampu memberikan kualitas hidup yang lebih baik bagi keluarga-keluarga seperti keluarga Cornessa.

Rencana Pembangunan Filipina 2017-2022 yang diusulkan oleh pemerintahannya bertujuan mengurangi kemiskinan di pedesaan sebesar 20 persen pada 2022 dari 30 persen pada 2015.

Berbagai diskusi telah banyak dilakukan untuk membahas soal prioritas proyek infrastruktur pemerintah di luar Metro Manila. Duterte bulan lalu menyatakan komitmennya untuk memperbaiki upaya reformasi lahan, menjanjikan para petani tidak hanya lahan tapi juga bibit dan pupuk.

Sekitar 2 miliar peso dialokasikan dari anggaran pemerintah pusat untuk upaya irigasi gratis.
Tetapi jika kita melihat kondisi sulit keluarga Cornessa, komitmen Duterte nyatanya belum memberikan dampak yang signifikan.

Seperti yang diketahui banyak orang, Duterte menerima amanah kekuasaan dari dukungan suara orang-orang seperti Cornessa.

Setelah 9 bulan berlalu dan mendengar pendapat dari para pendukung fanatiknya, berbagai perbaikan yang dijanjikan Duterte belum terealisasi. Melihat banyaknya pihak yang telah menaruh ekspektasi tinggi, perubahan hanya tinggal menunggu upaya pemerintah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun