Di sisi lainnya, nasib masyakarat pedesaan yang notabene petani justru sedang susah-susahnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Nilai Tukar Petani (NTP) terus mengalami tren penurunan. Selain itu, upah riil buruh tani juga mengalami tren penurunan.
Hal itu menjadi bukti begitu sengsaranya nasib petani yang merupakan mayoritas dari 40 persen masyakarat terbawah.
(Baca: Faisal Basri: Pemerintah Gagal Dongkrak Nasib 40 Persen Masyarakat Terbawah)
Namun kebijakan di sektor pertanian di bawah Menteri Pertanian (Mentan) Andi Arman Sulaiman dinilai belum mampu mendorong kesejahteraan para petani.
Hak Pertumbuhan Ekonomi
Menteri Keuangan Sri Mulyani sempat menuturkan, setiap penduduk Indonesia berhak menikmati manfaat dari pertumbuhan ekonomi. Ia tidak ingin pertumbuhan ekonomi hanya dinikmati oleh segelintir orang.
"Tidak bisa pertumbuhan ekonomi eksklusif dan hanya bermanfaat bagi segelintir orang saja," ujarnya saat berbicara di acara Mandiri Invesment Forum, Jakarta, Rabu (8/2/2017).
(Baca: Sri Mulyani Tak Ingin Pertumbuhan Ekonomi Dinikmati Segelintir Orang)
Sepanjang 2016, ekonomi Indonesia mampu tumbuh 5,02 persen, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi pada 2015 yang hanya sebesar 4,88 persen.
Meski begitu, Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia berdasarkan gini ratio mencapai 0,394 pada September 2016, atau hanya turun 0,008 poin dari data September 2015.