KUTA, KOMPAS.com - Duta besar Arab Saudi untuk Indonesia Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi harus turun tangan menyelesaikan urusan Candaan penumpang Lion Air Aljohani Dakheel Allahwdah pada Rabu (8/3/2017).
Warga negara Arab ini sempat diperiksa polisi karena dianggap mengucapkan candaan mengenai bom sesaat sebelum pesawat tinggal landas dari Bandara Ngurah Rai Bali.
Osama datang di Hotel Maxone Swites Tuban, Kuta tempat polisi memeriksa Aljohani. Tak selang beberapa lama, Osama kembali keluar bersama Wakapolda Bali Brigjen Alit Widana.
Osama mengatakan, ucapan yang berbau teror bom dari warganya itu sesungguhnya tidak ada. Hanya kesalahpahaman semata akibat perbedaan bahasa antara warganya dengan penumpang lain asal Filipina.
"Tidak ada ucapan bom atau yang lain, apalagi warga kami tidak bisa berbahasa Inggris," kata Osama.
Baca:Soal Candaan Pesawat Akan Meledak, Polisi Sebut Hanya Miskomunikasi
Namun, pihaknya bisa memahami bila polisi Indonesia kemudian mengambil tindakan. Sesuai standar internasional pesawat harus kembali jika ada laporan seperti yang terjadi pada Lion Air.
"Wajar pesawat kembali dan serahkan masalahnya pada polisi," katanya.
Osama menyebutkan, walau ada peristiwa seperti ini Raja Arab Saudi Salman Bin Abdulaziz Al Saud tetap merasa aman dan nyaman berlibur di Bali.
Untuk diketahui pesawat Lion JT 105 tersebut melakukan persiapan take off pukul 17.19 WITA. kemudian pada pukul 18.57 Wita Pilot melakukan RTA (Return To Apron) atau kembali ke Apron. Tepat pukul 19.00 Wita pesawat parkir di Apron.
Hal itu terjadi karena seorang penumpang berkewarganegaraan Filipina mengaku mendengar penumpang lain yang mengucapkan candaan "pesawat akan meledak setelah take off".