Hi, selamat pagi all Kompasianer sejagad raya
Ngupi-ngupi pagi aseek nih kayanya. Saya? hem, pastinya udah dong ngupi. Sama apa coba? ah tenang saja, kalau di Palembang sih banyak temannya kopi. Entah brusbus, pele* Kambing, kue dadar jiwo, lakso, burgo dan lain-lain. Ini sedang ngupi sama, ada deh.
Kalau orang nanya, kamu suka baca gak? pasti banyak yang jawab suka ya (yang jawab gak suka pasti banyak juga). Nah, di Palembang ada Taman Baca loh. Tentu saja . Ada Banyak sekali Taman Baca di Palembang. Setidaknya ingatan selintasan saja, ada lebih dari 10 Taman Baca di Kota Palembang.Â
Khusus Taman Baca Palembang yang mekmin sebut disini, ini Taman Baca yang dinaungi oleh Yayasan Cinta Baca. Belum tau? Sabar
Yayasan Cinta Baca Indonesia adalah Organisasi Nirlaba, berpusat di Bogor, yang didedikasikan untuk mempromosikan literasi dan kecintaan Membaca di Indonesia.Â
Organisasi ini didirikan dengan visi membangun pemberdayaan individu melalui pendidikan dan kemudahan akses buku. Tentu saja itu dilandasi dengan keyakinan bahwa membaca adalah dasar bagi pengembangan pribadi (individu) dan masyarakat.Â
Ya Yayasan Cinta Baca Palembang telah ada sejak  Tahun 2009. Kelihatannya progressnya cepat, tidak lain karena anemo masyarakat yang tinggi.Â
Pada Tahun 2018, Cinta Baca Sumatera Selatan telah memiliki 24 Taman Baca di seluruh Kabupaten/Kota Sumatera Selatan dan 7 Pos Baca yang bekerjasama dengan PAUD di Kota Palembang. Alhamdulillah.
Pada Oktober 2024, ketika Kompal ikut berpartisipasi dalam agenda Kompasiana, Donasi Buku untuk Anak-Anak Papua, dimana Kompal diwakili Kompalers kita Haryadi Yansyah si Blogger dan Traveler keren itu, maka Taman Baca Palembang menyumbang paling banyak buku diantara para donatur lain, keren.Â
Kami terkesima, tersentuh, dan merasa haru. Jalan menjadi terbuka, akhirnya kami mulai berpikir, apa nih yang bisa Kompal sumbangsihkan untuk Taman Baca Palembang.Â
Mulailah kami merapat. Dimulai dengan mekmin menjadi narasumber, story telling, kegiatan membacakan buku Cerita untuk anak-anak yang biasa datang dan bermain di Taman Baca Palembang.Â
Jangan tanya betapa saya agak kagok, hehe. Biasanya saya membacakan cerita langsung saja, kebanyakan sih cerita rakyatSumatera Selatan turun temurun yang saya dangar dari kakek-nenek saya yang antara lupa dan ingat sering saya improvisasi, hehe.Â
Untunglah 2 (dua) hari sebelumnya saya diberi briefing dulu oleh kak Yuly dan kak Donna dari Taman Baca Palembang. Overall, acara itu seru dan menyenangkan.Â
Kemudian, waktu yang bergulir membuat kami saling berkomunikasi dengan intens, salah satu sebabnya ya karena Kak Donna alias Rahma Dona juga anggota Komunitas Kompasianer Palembang.Â
Maka pada Hari Sabtu, tanggal 21 Desember 2024, Perpustakaan Cinta Baca Palembang mengadakan kegiatan Paparan dan Diskusi Santai tentang Costa Rica dengan Narsum Native Speaker langsung dari Costa Rica, Yose Vargas Pukul 15.00 WIB sd selesai. Acara ini dihadiri oleh kakak-kakak penggerak taman Baca Palembang, volunter dan sebagian anggota Kompal.
Ini siru nian. Kagok Bahasa? tenang seluruh peserta bisa berbahasa Inggris dengan segala levelnya, apalagi si Yose sudah bisa berbahasa Indonesia. Hm, saya jadi tau tentang "Pura Vida", slogan hidup the Costaricans yang selalu hidup bahagia dan ceria.Â
Tau tentang Merimbas yang sekilas mirip kolintang dan angklungnya Indonesia, bedanya Merimbas dibuat dari tanaman khas disana dan bukan bambu. Â Lalu, jadi tau juga, mereka negara kecil di Amerika Tengah tapi indah yang kalau keliling negara hanya 7-8 jam berkeliling dengan mobil.Â
Kulinernya, ya sedap dan lezat, perpaduan pengaruh Spanyol dan sedikit pengaruh Afika ada juga. Gallo Pinto, dll.
Kami menyimak dan berdiskui dengan asyik dengan si Yose. Bercengkerama dengan para volunter Taman baca, juga dengan pak Ari traveler Palembang yang pernah ke Costa Rica.Â
Sementara dari Kompal ada saya mekmin Elly Suryani, ada Haryadi Yansyah, bikcik Rahma Donna yang kebutulan sedang bertugas sebagai koordinator acara Taman Baca, dan Heru Prasetyo.Â
Sebab aneka makanan itu, dan hanya bisa dilihat videonya saja, agak lapar juga kami. Maka seusai acara kami melesat ke Kedai Linnimasa yang lokasinya tidak jauh dari Taman Baca tersebut.Â
Hari itu agenda Kompal diakhiri di Kedai Linimasa. Ngupi sore, makan pempek, model, ngemil, sambil memandang senja yang mataharinya malu-malu. Memandang tepian anak Sungai Musi yaitu Sungai Ogan dan Jembatan Ogan alias Jembatan Kertapati yang klasik dan unik. Bayangkan didirikan di Zaman Ratu Wilheminna dan masih berdiri sampai sekarang. Kapan-kapan akan kami tulis disini.
Demikian kawan. Semoga partispasi awal ini memberi warna positif bagi Kompal juga bagi Cinta Baca Palembang. Â Terimakasih Kak Youna, Kak Dona Dll.
Harapan berikutnya semoga Kompal bisa terus berpartisipasi dan memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan peningkatan literasi dan kegemaran membaca anak-anak Palembang dan Sumatera Selatan pada Umumnya.
Selamat Hari Ibu. Selamat menikmati libur akhir tahun.
Salam Kompasiana. Salam Kompal selalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H