Namanya langsung tercantum dalam artikel Bang Dokter Posma: www.kompasiana.com/posmasiahaan/dari-peserta-termuda-nangkring-kompasiana-di-palembang-sampai-stand-up-comedy-dengan-banyak-catatan_56f6c39bb99373f80a91ac89 juga sedikit disentil oleh Maria Margaretha dalam: www.kompasiana.com/apfiamariamargaretha.blogspot.com/kompasiana-nangkring-ib-blogger-meet-up-palembang-cerita-saya_56f8a544d57a6143060062f0 dalam ulasan meet up Kompasiana di Palembang.
Sekarang gadis kecil sang pencuri hati kami ini pun resmi menjadi kompasianer dengan akun : aisyah deka/fatiyyahdeka dengan posting perdana ://fiksiana.kompasiana.com/fatiyyahdeka /ayah_570b6e52d67a6169083eaff4
Kemunculan bocah ini dalam pertemuan KOMPAL memang menggemaskan, coba saja lihat posting perdana di instagram KOMPAL : https://www.instagram.com/kompasianerpalembang/ , lihat gadis kecil yang berada di belakang KOMPAL , pose yang begitu anggun, menunjukkan bakat alaminya sebagai model, ini serius. Dan… ha ha ada kejadian unik yang bikin kita deg-deg an adalah ketika ia ikutan naik ke meja di rooftop saat nangkiring bareng bahas agenda kegiatan KOMPAL hari sabtu lalu, ketika ia ngikutin Oom Deddy yang selfie. Ayah Dues dan KOMPAL langsung teriak yang meninggalkan jejak rasa bersalah dalam diri Oom Deddy Huang sampe sekarang ^_^. (Nice moment to remember…)
Ayah yang hebat itu yang saya lihat dari Kak Dues yang mampu mendidik anak sekecil Aisyah bersikap seperti itu di sebuah acara seperti meet up Kompasiana. Bisa jadi mengajaknya ke acara yang diikuti sang ayah Dues K. Arbain adalah bentuk quality time yang dibangun oleh sang Ayah yang memang bertugas di Sibuhuan, Sumatera Utara. sedangkan residennya di Palembang. Itu bisa jadi, karena kebetulan baru dua kali bertemu dan hanya sebuah konklusi tanpa observasi yang sesungguhnya (puanjang bener buat jelasin “asal nebak”). Ah…. tapi membaca puisi yang ia buat, telah dapat menjadi justifikasi atas konklusi saya itu kok.
Suka sekali dengan karya bocah satu ini, menunjukkan ada talenta yang ada padanya. Meski kata seorang teman menulis itu bukanlah talenta, tetapi buah dari banyak membaca dan terus melatih diri. Eh..tapi ini untuk anak seusia dia, jelas sebuah talenta disertai dengan dukungan dan didikan orang tua, guru dan lingkungannya.
Suatu hal yang membanggakan ketika Ayahnya mampu mengarahkan anak-anaknya untuk menulis (Kakak-kakak Aisyah juga Kompasianer),sehingga dapat dipastikan bahwa budaya membaca juga ditanamkan di keluarga ini, berharap dapat mengikuti jejak ini kepada KOMPAL .
Nilai positif yang saya lihat manfaat menulis bagi anak dan remaja, yang bukan hanya dapat meningkatkan IQ tetapi juga EQ, selain melalui menulis mereka dapat mengekspresikan diri mereka melalui tulisan secara positif.
Sesederhana apapun tulisan (apalagi dibuat oleh anak seusianya) tentu memerlukan pemikiran dalam menentukan diksi yang tepat mengekspresikan fikiran dan perasaanya, dan ini bukan hanya perlu dipahami oleh yang menulis tetapi dipahamkan kepada yang membaca, dan itulah mengapa penulis itu wajib suka membaca.
Jika dilihat dari puisi Aisyah yang tampak sederhana, tetapi syarat makna, kepercayaan diri dan begitu bangganya ia punya ayah yang bernama Dues K. Arbain, ini menunjukan EQ-nya berkembang baik, Perkembangan EQ yang baik juga terlihat bagaimana sikap santun pada kedua anak Kak Duesyang begitu percaya diri ketika bertemu dengan KOMPAL (ha ha dan foto yang dipasang di IG itu juga jepretan anak bujang Pak Dues, Fadly yang ganteng kok).
Meski sempat ada sedikit kekhawatiran dalam diri saya , karena saya termasuk aktif dalam memastikan internet aman untuk anak-anak, karena seringnya paparan arus informasi internet , termasuk melalui email dan social media. Tetapi saya yakin bahwa ini telah diantisipasi dengan baik oleh Kak Duesbeserta istri dan Kakak-kakak Aisyah. Saya yakin kok dalam pengisian akun ini Aisyah dibawah pengawasan orang yang tepat, dan kayaknya Ayuk Febby nih yang jadi guardiannya.
Tetap berkarya Aisyah, KOMPAL bangga punya anggota termuda seperti dirimu. (Ha..ha…langsung mendaulat seluruh anggota keluarga Kak Dues jadi Kompal).
Tulisan ini nampaknya menjadi kado yang indah dari anaknya bagi Kak Dues. Rasa bahagianya itu bukan hanya di-sharing di grup KOMPAL . Tapi bisa kita lihat juga di grup fiksiana community
Save moment ini Aisyah… apa yang Ayahmu share itu jauh melampaui sebuah kalimat : “I’m proud of you”, dan yakinlah kebanggaan seorang Ayah terhadap anaknya itu tak tertandingi bahkan oleh jutaan ucapan “I love you”.
Terima kasih cantik, memberikan kesempatan KOMPAL untuk belajar dan mengingatkan kepada KOMPAL untuk selalu bangga dengan Ayah kita masing-masing melalui karyamu. Terima kasih Ayah Ibu Aisyah atas nasehat indahmu mengenai parenting dalam tindakan nyata.
Stt…ada bocoran kalo Aisyah akan menulis puisi lagi dan cita-cita dia ingin jadi dokter, kata ayah Dues ia terkesan dengan dokter Posma. Hmmm…apakah perlu diracuni bercita-cita jadi advokat spesialisasi kedokteran saja ya…hi hi… dan tetap menjadi peselencar internet yang bijak di usia beliamu, pastikan dirimu didampingi orang yang dewasa ketika berselancar di internet atau membuka social media.
Ah…mungkin tulisan ini tidak mempresentasikan KOMPAL, jika ada pendapat yang bersifat pribadi ini buah pikiran dari pengisinya kali ini: kartika kariono ..^_^..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H