Sumpah Pemuda merupakan ikrar sejarah semangat patriotisme dan nasionalisme kaum muda. Lalu apa relevansinya dengan generasi muda BaPeran? Simak yuk!
Sumpah Pemuda merupakan salah satu peristiwa besar dan menjadi tonggak sejarah kemerdekaan Indonesia yang terjadi dimasa silam, tepatnya 28 Oktober 1928. Ketika itu tekat putra dan putri Indonesia yang tergabung dari berbagai suku, agama dan ras yang kemudian bersatu dan mengikrarkan Sumpah Pemuda yang bunyinya demikian:
"Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, Bahasa Indonesia".
Dan pada tanggal 28 Oktober 2019 ini hampir disemua pelosok negeri ini tengah mempersiapkan  acara atau kegiatan dalam rangka memperingati (Dirgahayu) hari Sumpah Pemuda.
Sumpah Pemuda dan Candela Generasi Muda "BaPeran"
Eittss.. Sebelum masuk ke substansi, saya ingin terangkan dulu esensi dari generasi Baperan yang dimaksud. "BaPeran" yang saya ingin jawantahkan ialah 'Bawa Perdamaian', bukan bawa perasaan loh ya. Karena bila mereduksi pada makna Sumpah Pemuda, harusnya dimaknai secara sungguh-sungguh dan penuh penghayatan, bukan malah dijadikan galau-galauan. Hehe
Sedikit saya bercerita, semasa perkuliahan diprogram Ekonomi Pertanian disebuah kampus swasta di Surabaya dulu, saya sempat berpikir mata kuliahnya hanya akan berkaitan dengan teori ekonomi dan bisnis saja. Namun ternyata, juga mempelajari mata kuliah Pendidikan Pancasila juga.
Saya juga sempat berpikir bahwa, apa hubungannya mempelajari Pancasila dan Ilmu Ekonomi, apalagi kenapa juga harus mempelajari Pancasila lagi yang  sudah saya dapati di bangku SD, SMP dan SMA yaitu melalui Pendidikan Kewarga Negaraan(PKN).
Pada pertemua awal tersebut saya jadi paham dan tahu bahwa dalam dunia ekonomi perlu mempelajari Pancasila. Dalam perkuliahan mahasiswa yang nota bene kaum muda juga dapat menyampaikan pendapat mereka tentang hubungan Pancasila dan Ekonomi.
Sangat penting bagi saya kaum muda yang kebetulan pernah belajar ekonomi terutama dalam memahami Pancasila. Hal tersebut menyangkut kehidupan dalam masyarakat. Berkat belajar tentang Pancasila juga saya bisa bertingkah dan berperilaku baik dalam masyarakat dan antar sesama.Â
Hal positif lain yang bisa dipelajari dari Pancasila yakni, bagaimana kita diajarkan untuk berperilaku dan bersikap toleran terhadap rekan atau teman yang beragama lain.
Ketika menjadi mahasiswa di Surabaya dulu, sebagai seorang Katolik dan minoritas, saya bersyukur dipertemukan dengan rekan/teman Muslim yang moderat dan Pancasilais. Meski ditempatnya mereka menjadi mayoritas, mereka hadir dengan sosok yang merangkul dan membawa kesan perdamaian (Baperan).
Saya pribadi merasa senang pernah berdinamika dan bersosialisasi dengan mereka sesama kaula muda yang nota bene punya latarbelakang berbeda. Meski sekarang kami tidak bisa bersua kembali karena tersekat ruang dan waktu dan karena sudah sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Tapi setidaknya kami pernah merasakan indahnya perbedaan, dan memaknai Pancasila dengan kepala terbuka.
Jika menilik makna Sumpah Pemuda, sebagai generasi muda dimasa kini, kita semua anak Ibu Pertiwi seyogianya menjadikan Sumpah Pemuda ini sebagai tameng perjuangan idealism kaum muda, agar hidup berbangsa penuh damai dan menjadikannya semangat nasionalisme kaum muda yang perlu ditanam dalam sanubari.
Saya sebagai generasi muda perlu mendalami makna sumpah pemuda dan bersikap pancasialis, agar dapat serta turut aktif pada situasi bangsa kita yang sekarang ini melenceng dari semangat nasionalisme NKRI dan patriotisme.Â
Dimana sudah ada usaha untuk menggantikan Pancasila dengan ideologi impor, suka mengkafir-kafirkan sesama anak bangsa dan tidak lagi menghormati jasa para pahlawan yang sudah berkorban jiwa dan raganya demi kemerdekaan bangsa kita dulunya.
Generasi Muda Kita Butuh Pendampingan
Remaja dan kaum muda lainnya adalah sebuah fase kehidupan yang sangat berdampak bagi manusia kebanyakan. Proses pertumbuhan fisik dan pembelajaran berada didalam fase itu.
Generasi muda kita perlu didamping dan dididik untuk bela negara dan cinta tanah air. Orang tua dan guru merupakan dua elemen penting yang bekerja sama membentuk keperibadian kaum muda, kaum muda harus dirangsang untuk mampu melihat realitas dunia yang perlu ditolong. Otomatis mereka akan menjadi pribadi yang mengedepankan kepedulian, keadilan dan kejujuran.
Mari bawa perasaan kaum muda menjadi bawa perdamaian, menjadi Bawa Perdamaian di Indonesia dan untuk dunia. Generasi muda adalah harapan bangsa dimasa depan. Melalui "Sumpah Pemuda" ini saya mengajak kepada semua rekan-rekan sahabat muda untuk lebih mencintai Indonesia kita, siap menerima perbedaan yang ada dan hidup damailah didalamnya. Jadilah agen perubahan dan pembawa damai (Baperan).
Selamat memperingati hari Sumpah Pemuda 28 0ktober 2019
Salam #BaPeran!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H