Mohon tunggu...
de Gegan
de Gegan Mohon Tunggu... Petani - LAbuan Bajo | Petani Rempah
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis apa saja dari kampung. Agar dibaca oleh orang orang kampung lainnya, yang kebetulan berada di kota atau di sebelah lingkaran bumi ini.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Indonesia di Kepung Asap Akibat Ulah 3 Perusahaan Malaysia Ini

18 September 2019   19:51 Diperbarui: 20 September 2019   19:05 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begitu juga dengan Singapore. Tudingan terhadap Pemerintah Indonesia juga berdatangan, seperti terlalu lengah dalam mencegah bahaya asap tahunan sehingga membuat Negara lain menderita. Semakin lucu bukan?

Saya pikir sudah saatnya pemerintah berperan meringkus tikus-tikus beserta pimpinan perusahaan-perusahaan ini karena sudah menyebabkan kekacauan dan berani menabrak aturan yang ada. Aturan dan hukum sudikiranya ditegakan, agar bajingan-bajingan ini bisa jera!

Hal ini juga mencegah dosa-dosa yang sama terulang kembali setiap tahunnya. Oleh karena kepentingan investasi sekelompok kapitalis dan elit tertentu dengan begitu enaknya mengorbankan hak hidup masyarakat untuk mendapatkan udara yang bersih dan aman untuk dihirup. 

Memang tak semua pemicu kebakaran hutan di Kalimantan melibatkan perusahaan-perusahaan asing, ada juga ada juga warga yang memiliki sedikit lahan memilih membakar lahan mereka lantaran biayanya lebih murah. 

"Jika menggunakan metode yang benar maka biaya pembukaan lahan bisa tembus 30 hingga 40 juta rupiah per hektare. Termasuk untuk ongkos pengapuran kalsium, pupuk, pembasmi hama dan sewa alat berat serta upah tenaga kerja. Ya, jalan pintasnya bakar!"

Dengan biaya hanya 2 juta per hektare, otomatis hama penyakit mati karena panas dan ditambah bonus tanah semakin subur karena sisa abu bakaran yang kaya akan magnesium, kalsium dan kalium.

Dengan praktek masyarakat yang seperti inilah yang bisa dimanfaatkan oleh para pengusaha untuk menunggangi kepentingan mereka. Perlu dicurigai juga bahwa antara masyarakat dan pihak perusahaan sudah saling berkomplotan untuk membakar lahan secara besar-besaran.

Dengan cara bakar inilah perusahaan bisa menghemat pengeluaran dan memperbesar keuntungan. Makanya tak ayal ketika lahan ini dibakar dan mengakibatkan asap menyebar kemana-mana, yang berhasil diringkus oleh Satgas Bencana Kabut hanya mereka yang ada dilapangan, sementara yang menunggangi dibelakang layar ini luput.

Jika fenomena seperti ini terus dibiarkan, bukan tidak mungkin ditahun mendatang tetap akan terulang kasus pembakaran lahan dan atau hutan ini. Pemerintah harus bekerja ekstra terkait masalah ini, dan sebisanya menumpas sampai kedalang-dalangnya. Salam!!

Referensi:

Menteri LHK: 3 Perusahaan Malaysia Terlibat Pembakaran Hutan---CNN Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun