Mohon tunggu...
de Gegan
de Gegan Mohon Tunggu... Petani - LAbuan Bajo | Petani Rempah
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis apa saja dari kampung. Agar dibaca oleh orang orang kampung lainnya, yang kebetulan berada di kota atau di sebelah lingkaran bumi ini.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Inilah Alasan Mendikbud Tertarik Adopsi Metode Pendidikan Sekolah Katolik

5 September 2019   23:58 Diperbarui: 6 September 2019   10:08 664
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: ilustrasi- steemit.com

"Misal penyelenggaraan Boarding School. Hal ini jelas telah berbasis nilai dan karakter. Para Romo(Pendeta) dan guru selalu bersama siswa, menjaga nilai keagamaan sebagai penguatan karakter". Terang Muhadjir, seperti dilansir dari Kabar3.Com

Pada Jumat 25 Agustus yang lalu usai bertemu dengan sejumlah Uskup dari seluruh Indonesia yang tergabung kedalam Konferensi Waligereja Indonesia(KWI), di kantor KWI, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan(Mendikbud) Muhadjir Effendy menilai sistem pendidikan di lingkungan Sekolah Katolik telah memenuhi sebagian unsure pendidikan penguatan karakter(PPK) yang bakal diterapkan pemerintah.

Atas dasar itu, Muhadjir mengatakan ada rencana untuk mengadopsi metode pendidikan lembaga pendidikan Katolik untuk dipublikasikan dalam kebijakan PPK dilingkungan sekolah umum. Muhadjir mengataka sekolah sebagai salah satu tempat pembelajaran siswa harus mampu dlam mengelola tumbuh kembang peserta didik.

Mantan Rektor Muhammadiyah Malang itu ingin sekolah tak hanya menjadi tempat transfer ilmu saja, melainkan juga sebagai tempat penguatan karakter serta pengembangan keterampilan. Dimulai dengan berpikir kritis dan analitis, kemampuan berkomunikasi dengan baik hingga berkolaborasi untuk menciptakan inovasi.

Hemat saya, didalam lembaga pendidikan Katolik, sebagaimana dulu saya pernah mengenyam ilmu di Sekolah Katolik, pendewasan pribadi dan penghayatan nilai hidup sebagaimana manusia baru yang dibangun atas tata niali kristiani sangat diupayakan dengan sangat sungguh-sungguh, seperti:

Pendidikan Membangun Kesadaran dan Keberanian

Pada dasarnya Pendidikan Katolik dibuka untuk menjadi representasi Gereja dalam mengupayakan pendidikan yang bermutu dan manusiawi. Dalam pendidikan Katolik masih mempertahankan keunggulan dalam pelayanaan yang bermutu demi menciptakan pendidikan karakter, yaitu terbentuknya insane-insan pendidik yang berintegritas keperibadiannya(kematangan pribadi, keseimbangan jasmani danrohani) yang karena dimekarkan oleh nilai kristiani dalam wadah Negara dan bangsa Indonesia.

Pendidikan Katolik juga mempunyai tanggungjawab untuk membantu untuk membangun idealisme yang benar bagi peserta didik. Apapun bidang studi yang diajarkan di Sekolah demi menuntun peserta didik dalam membangun kesadaran yang menjadi gerbang kesuksesaan hidupnya.

Menyetir pendapat pakar pendidikan J Donald Walters, pendidikan karakter yang mendewasakan harus membuang jauh-jauh paradigma lama, bahwa pembelajaran sekedar memberikan fakta  dan menjejalkan data sebnayak mungkin kedalam kepala peserta didik.

Dalam artian, tugas peserta didik membantu agar peserta didik bisa menemukan bakat dan minat yang disesuaikan dengan minat yang disesuaikan dengan perkembangan keperibadiaannya. Peserta didik harus untuk berani unjuk keperibadiannya dalam semangat rendah hati, solider dan saling berbagi antar sesame manusia.

Intinya pendidik mempunyai tanggungjawab untuk mendampingi sesuai kebutuhan perkembangan dan pertumbuan sehingga peserta didik berani, tekun dan bertanggungjawab atas apa yang sedang dialaminya.

Pendidikan Karakter di Sekolah Katolik Mewujudkan Kedewasaan

Ciri manusia dewasa bukan hanya mengacu pada kedewasaan fisik saja, melainkan kedewasaan psikis dan spiritual. Ketiga konten ini sangat begitu ditekankan didalam pendidikan Katolik dan mendapat tempat disetiap proses kegiatan belajar mengajar.

Dengan itu pendidikan untuk mewujudkan peserta didik mengacu pada pendewasaan agar dapat membangun relasi dengan diri sendiri, sesame dan Tuhan Pencipta serta lingkungannya. Sebagaimana filosofi pendidikan adalah mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan dalam memahami  dan menguasi suatu bidang ilmu.

Dalam hal ini guru sebagai pendidik harus  memiliki komitmen tinggi yang ditandai dengan seven habits, seperti pro aktif dalam melakukan sesuatu perubahan didalam diri peserta didik untuk mencapai tujuan akhir "the begin with the end mind", mengasah bisang kehidupannya, baik fisik, mental, spiritual maupun sosial emosional.

Hal ini serupa dengan Yesus Sang Guru Sejati ' Hendaklah kamu sempurna seperti Bapamu yang di sorga sempurna adanya"(Mat 5:8)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun