Kabupaten Manggarai Barat adalah salah satu kabupaten di propinsi Nusa Tenggara Timur,
tepatnya di ujung barat pulau Flores. Dengan total wilayah seluas 2.947,50 km2, Kabupaten Manggarai Barat terdiri atas 10 kecamatan, yaitu Kecamatan Komodo, Sano Nggoang, Mbeliling, Kuwus, Ndoso, Lembor, Boleng, Welak, Lembor Selatan, dan Macang Pacar.Â
Iklim utama dikawasan ini adalah kemarau (terutama pada bulan Juni-September) dan penghujan(terutama pada bulan Desember-Maret). Jumlah penduduk Kabupaten Manggarai Barat adalah 251.689 jiwa dengan konsentrasi tertinggi penduduk terletak di kecamatan Komodo 19,6% dan Macang Pacar 13,9% (Manggarai Barat dalam Angka 2015, Kab. Manggarai Barat).Â
Sebagian besar penduduk usia produktif di Manggarai Barat bekerja pada sektor pertanian dan perkebunan. Saat ini, sektor pertanian (terdiri dari pertanian, kehutanan, dan perikanan) merupakan kontributor terbesar pada Produk Domestik Regional Bruto di Kabupaten Manggarai Barat yaitu sebesar 44%.
Masyarakat Flores memang masyarakat agraris yang sebagian besar bekerja pada sektor
pertanian dan perkebunan. Lebih dari 70% peri kehidupan di Flores tergantung baik langsung maupun tidak langsung pada pertanian. Selebihnya terdistribusi di sektor ekonomi sekunder (kontruksi dan manufaktur) serta sektor ekonomi tersier (perdagangan, transportasi, dan jasa termasuk pariwisata).
Selang beberapa tahun terakhir, pariwisata tumbuh sangat pesat dan menjadi salah satu primadona generator pertumbuhan ekonomi di Manggarai Barat. Memang jika ditinjau dari data PDRB, kontribusi sektor pariwisata (dilihat dari sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran) sangat kecil (1%). Hal ini disebabkan kontribusi pembangunan pariwisata tersebar ke beberapa sektor ekonomi pembangunan, seperti sektor konstruksi (pembangunan hotel, bandara, dan fasilitas).
Potensi Hasil Tanaman Perkebunan
Tiga produk utama tanaman perkebunan di Kabupaten Manggarai adalah kopi (28,1%) dan diikuti dengan kemiri (24,2%) dan jambu mete (23%). Memang Flores sudah mendunia melalui produk kopinya. Produk kopi Flores sudah menembus pasar kopi dunia dan disetarakan dengan kopi-kopi terkenal seperti Kopi Toraja.
Potensi Hasil Tanaman Pangan
Data sekunder terkait sektor pertanian mencakup hasil produksi pangan, perkebunan, dan hortikultura.Tiga produk tanaman pangan utama di Kabupaten Manggarai Barat adalah beras, singkong, dan jagung.Kawasan Mbeliling, khususnya kecamatan Mbeliling, Lembor, dan Lembor Selatan merupakan sentra produksi beras utama di Kabupaten ini. Luas tanam lahan basah di Kecamatan Lembor seluas 8.609Ha dan lahan kering 250Ha; sementara tercatat Kecamatan Kuwus merupakan penghasil tertinggi untuk jagung dan ubi jalar.
Potensi Industri Pariwisata
Pariwisata adalah salah satu industri dengan tingkat pertumbuhan terbesar di dunia, Indonesia, dan juga di Flores (UNWTO,2017). Memang jika dilihat dari kontribusi sektor pariwisata (sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran) pada Produk Domestik Regional Bruto, maka sektor ini hanya menyumbangkan sekitar 13.79% pada 2013 (www.ntt.bps.go.id, 2014).
Akan tetapi tingkat kunjungan wisatawan ke Manggarai Barat tercatat cukup tinggi. Pada tahun 2015, tercatat total kunjungan wisatawan ke Manggarai Barat mencapai 95.410 orang dengan pertumbuhan per tahun 30%(2012-2015).Â
Data ini mengacu kepada jumlah kunjungan wisatawan ke Taman Nasional Komodo; dikarenakan sebagian besar wisatawan ke Manggarai Barat mengunjungi TN Komodo. Oleh karena itu, bisa diasumsikan bahwa jumlah kunjungan wisatawan sesungguhnya ke Manggarai Barat lebih besar dari angka tersebut.
Pertumbuhan sektor pariwisata ini merupakan potensi pasar yang sangat luar biasa bagi produk produk lokal Flores. Data tersebut berarti bahwa jumlah kunjungan wisatawan mencapai hampir 40% dari jumlah total populasi di kabupaten. Tingkat kunjungan ini tidak hanya menimbulkan bangkitan kebutuhan atas fasilitas yang terkait langsung pariwisata, seperti akomodasi dan restoran; tetapi akan berbagai produk lokal yang diproduksi oleh masyarakat setempat di Flores.
Dalam kajian ini, produk lokal diartikan sebagai produk yang dibuat di Flores, oleh masyarakat Flores, dari bahan baku yang berasal dari hasil bumi Flores. Perkembangan pariwisata yang sangat pesat di Labuan Bajo merupakan pasar (demand) bagi produk-produk lokal tersebut.Â
Jika produk produk lokal yang diproduksi di kawasan pedesaan di sekitar Labuan Bajo bisa dipasarkan, dijual, dan diserap oleh industri pariwisata di Labuan Bajo, baik oleh hotel, restoran, ataupun langsung oleh wisatawan; maka hal tersebut akan meningkatkan hubungan antara perkembangan kawasan perkotaan dan perdesaan (urban and rural linkage)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H