Blurb: Mayleen bersama adiknya Miu-zhen mendapat wasiat untuk menjaga rumah amma yang misterius hanya untuk mendapatkan kenyataan, bahwa sang amma sedang mencari pewaris untuk rumah itu, sekaligus menjadi E-Gui yang berikutnya.
Komentar: Dalam mitologi China, E Gui atau hantu kelaparan adalah manifestasi dari arwah manusia yang melakukan dosa atas keserakahan selama masih hidup. Meskipun E Gui bukanlah kutukan warisan, sebagaimana yang tertuang dalam kisah ini, tetapi penulis sudah berhasil menekankan bahwa keserakahan-lah yang menjadi penyebab utama mengapa Mayleen yang akhirnya terpilih menjadi E Gui. Â
Bayangan Pintu Merah. Karya: Jandris Slamat Tambatua
Blurb:Â Rasa penasaran Xiao Mei yang baru pindah ke desa Xian Long berbuah petaka. Pintu merah yang seharusnya sakral menjadi bahan candaan. Ia telat menyadari bahwa ada kekuatan yang lebih besar di belakang cerita-cerita yang tampak sepele.
Komentar: Pesan moral yang terkandung dalam kisah ini cukup menarik untuk direnungkan. Menghargai dan menghormati keyakinan orang lain lebih penting daripada membuktikan bahwa keyakinan itu benar atau salah. Latar dan penceritaan cerpen ini cukup mumpuni, meskipun demikian alur yang terlalu sederhana tidak cukup kuat untuk sebuah cerpen yang bisa bikin pembaca penasaran.
Sepatu Teratai dari Guang Zhou: Dendam Berujung Tragedi. Karya: Irfan Hamonangan Tarihoran.
Blurb: Sizhu sudah tidak bisa menangis lagi. Statusnya sebagai anak angkat sudah cukup membuatnya menderita. Diperparah lagi dengan perlakuan Yueyin, adik tirinya yang tidak pernah menganggap dirinya pantas untuk dihargai. Hingga suatu waktu, dalam perjalanan ke Guangzhou, Sizhu bertemu dengan seorang pria tua yang menghadiahkannya Sepatu Teratai yang bisa mengabulkan semua permintaan. Benda sakti yang menjadi berkah sekaligus kutukan bagi pemiliknya.
Komentar: Sepatu Teratai adalah kisah kelam di balik praktik foot binding di China selama era Dinasti Qing hingga masa-masa awal republik. Praktik ini memuat banyak kisah sedih nan menyiksa. Saya salut dengan ide Irfan yang menjadikan materi ini sebagai kisah horornya. Cerpen yang bagus, tetapi akan menjadi lebih menarik bilamana dipadukan dengan latar belakang sejarah imigran awal di Indonesia yang masih menjalani praktik ini.Â
Perjanjian Keramat, Xieshu. Karya: Mochamad Iqbal
Blurb:Â Rizky, pemilik saluran Youtube misteri ingin membuktikan bahwa hantu tidak pernah ada. Suatu waktu ia mendapatkan undangan untuk meliput sebuah rumah angker di Kawasan Glodok. Liputan yang seharusnya mendulang cuan itu berakhir tragis. Rizky dipaksa untuk menyelesaikan sebuah perjanjian mengerikan yang dilakukan oleh pemilik rumah di masa lalu.
Komentar: Sebagai penulis, Iqbal berhasil mengisahkan latar dan penceritaan dengan begitu apik. Plot yang ditulis dengan diksi sederhana, tetapi tidak kaleng-kaleng, mampu membuat pembaca terhanyut dalam kisah. Selain itu, Iqbal juga berhasil menjelaskan istilah-istilah Tionghoa yang jarang diulik, termasuk doa-doa tradisi beserta artinya. Riset yang tidak main-main, usaha yang menghasilkan sebuah cerpen yang keren. Salut.
Pernikahan. Karya: Banyu Biru.
Blurb:Â Ini kisah tentang Ana. Seorang wanita yang tidak ingin perempuan di luar sana mengalami apa yang ia rasakan. Cinta, suami, dan pernikahan, adalah penderitaan. Alur kisah yang diramu apik dengan plot twist yang yang bikin wow, membuat cerpen ini menjadi pilihan utama saya.
Komentar: Banyu Biru piawai dalam mengangkat sebuah tema yang tidak biasa dengan alur yang luar biasa. Meskipun pernikahan hantu dalam tradisi Tionghoa tidak sekelam ini, tetapi penulis mampu membuatnya menjadi sebuah cerita yang cukup masuk akal. Horor yang diselip menjadikan kisah ini menarik untuk dibaca hingga berulang-ulang kali.
Nah, semoga dengan ulasan singkat ini, kamu, kamu, dan kamu bisa mendapat gambaran tentang alasan saya memilih lima cerpen yang paling baik di antara yang terbaik.