Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Novel Perkumpulan Anak Luar Nikah, Tionghoa Indonesia Tidak Seperti yang Dikira

28 November 2023   07:20 Diperbarui: 28 November 2023   07:21 1202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ternyata itu adalah akta kelahirannya yang tertera "Anak Luar Nikah." Martha yang naif tidak nyaman dengan status itu. Ia tahu jika kedua orangtuanya menikah secara hukum, tetapi mengapa ia harus disebut sebagai anak luar nikah?

Kisah berlanjut, konflik pun bermunculan. Meskipun alur utama pada novel ini berfokus kepada Martha sebagai tokoh utama, tetapi secara keseluruhan, novel ini berhasil mengangkat suka duka kehidupan warga Tionghoa Indonesia di masa lalu dari sisi yang berbeda.

Saya benar-benar tidak bisa berhenti membaca dan menikmati alur cerita ini. Begitu apik. Sebuah fiksi sejarah yang lengkap, menyentuh drama keluarga, kisah cinta romantis, thriller politik, hingga komedi. Namun, yang paling mengagumkan, Grace telah berhasil membebaskan pembaca dari prasangka dan stereotipe tentang warga Tionghoa Indonesia yang mungkin masih membelenggu hingga saat ini.   

Sebagai contoh, Grace mengajak pembaca menelusuri kenyataan bahwa warga Tionghoa Indonesia bukanlah komunitas yang homogen. Sub-kultur seperti totok, peranakan, hingga Hollands spreken, dikupas dengan begitu menarik.

Novel ini juga menciptakan representase karakter Tionghoa Indonesia yang lebih luas, baik dari segi pendidikan maupun pekerjaan. Ada Krisna si jurnalis, Ronny yang lebih senang menjadi dosen, dan Om Budi, ayah Martha yang berkeinginan menjadi guru. Secara umum, membantah anggapan bahwa orang Tionghoa Indonesia hanya melulu buka toko.

Begitu pula dengan isu sensitif di kalangan Tionghoa. Anggapan bahwa orang Tionghoa sebaiknya tidak berpolitik dibantah dengan begitu cerdas. Sebagaimana dalam adegan saat mama Martha selalu mengingatkannya bahwa untuk bisa hidup tenang di Indonesia, cukup baik dengan tetangga, bersembunyi di balik rolling door anti api, dan bingkisan untuk pak RT. Martha tidak setuju, untuk itulah ia memilih menjadi admin dari akun anonim DuoLion63.

Kenyataan Sejarah

Novel ini mengangkat fakta sejarah yang jarang diungkit dengan begitu jelas dan akurat. Tentang dua asas kewarganegaraan di dunia. Ius Soli (berdasarkan tempat kelahiran) dan ius sangunius (berdasarkan garis keturunan). Indonesia dan Tiongkok sama-sama menganut paham ius sangunius.

Dengan demikian, mereka yang lahir dengan nama Tionghoa pun dianggap sebagai warga negara RRT.

Pada 1958, pemerintah RI mengeluarkan aturan bahwa orang Tionghoa Indonesia harus memilih satu kewarganegaraan. Yang mau jadi WNI bisa mendaftar di kantor pemerintah. Sementara yang memilih menjadi warga negara RRT, mendaftar di kedutaan.

Sayangnya, aturan ini tidak tersosialisasi dengan baik. Sehingga sampai batas pendaftaran pada 1962, nasib sekitar 900 ribu orang Tionghoa Indonesia pun terkatung-katung. Mereka bukan WNI, tetapi bukan juga warga negara RRT. Mereka disebut sebagai WNA, tetapi sebenarnya tidak punya negara. Stateless. Nah, anak-anak orang inilah yang disebut sebagai Anak Luar Nikah. Nama ayah mereka tidak pantas tertera pada akta kelahiran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun