Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Horor Artikel Utama

Ritual Manusia-Manusia Kertas

22 Oktober 2023   12:00 Diperbarui: 26 Oktober 2023   21:03 952
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Manusia Kertas (gambar: shannoshanike.com, diolah pribadi)

Adalah hal yang wajar jika seorang murid baru dikucilkan. Terlebih lagi jika ia tidak mudah beradaptasi dan tidak gampang membawa diri. Sebagaimana halnya dengan Lundri. Sudah lebih dari seminggu ia duduk di kelas 11 Andromeda, Sekolah Asoka Mulia, tapi belum sedikit pun ia terlihat akrab dengan teman-teman kelasnya. Bahkan, Theo teman sebangkunya pun tidak pernah ia ajak berbicara.

Saat istirahat, Lundri lebih memilih duduk di kelas seraya bermain-main dengan ponselnya. Saat sekolah bubar, ia yang pertama meninggalkan kelas dan keluar dari pagar tanpa bertegur sapa.

Begitu terus, begitu selalu.

Hal tersebut menimbulkan bahan pembicaraan. Ada beberapa teman yang baik hati, menganggap jika Lundri hanya sekadar kurang percaya diri. Berbagai upaya pun dilakukan, mengajaknya nongkrong, atau sekadar menegur sapa. Tapi, semuanya tidak ditanggapi. Lundri hanya diam dan acuh.

Tidak ketinggalan juga wali kelas hingga kepala sekolah. Berbagai nasihat telah diberikan, konseling, hingga teguran keras sudah dilayangkan. Tetap saja, Lundri tidak berubah.

Syahdan, rumor tidak jelas hingga teori konspirasi bergerak liar tanpa pembatas. Ada yang berkata jika Lundri sakit jiwa. Ada juga yang bilang jika ia bukanlah manusia. Tapi, makhluk asing dari luar galaksi. Tapi, di antara semua teori yang bereda, yang paling sahih adalah: Lundri praktisi ilmu hitam.

Ya. Sebabnya beberapa murid sering menemukannya di gang kecil antara toilet dan gudang. Menurut para saksi mata, Lundri kedapatan membakar kertas. Bukan kertas putih, melainkan kuning dengan tulisan berwarna merah. Jimat ala film vampire china. Pernah juga ada yang melihat dirinya berdiri di depan tembok di sudut bangsal olahraga. Sendiri, di waktu sepi, sambil komat-kamit. Dan, masih banyak lagi tingkah laku anehnya yang bikin merinding.

Lalu di antara semuanya, rumor yang paling seram adalah Lundri sebenarnya bukan manusia normal. Ia sudah pernah meninggal sewaktu masih kanak-kanak. Lalu, orangtuanya tidak bisa menerima nasib anaknya. Mereka lalu meminta bantuan dukun sesat, menghidupkannya kembali. Caranya adalah dengan melakukan ritual sesat kuno. Menarik jiwanya dari alam baka dengan membakar manusia-manusia kertas.

Ya, manusia kertas yang jamak ditemukan pada acara kematian orang China. Tujuannya untuk mengawal ruh mendiang kembali ke alam seberang. Tapi, konon ritual yang dilakukan oleh si dukun sesat justru sebaliknya. Manusia-manusia kertas itu diperalat untuk membawa sukma Lundri kembali masuk ke dalam tubuhnya.

Rumor ini dipercaya oleh banyak orang. Tersebab yang menyebarkan adalah Andre. Ia adalah sepupu Lundri. Rahasia keluarga tentu diketahui oleh keluarga. Bukankah demikian?

Lambat laun, beberapa murid sekolah mulai merasa resah. Mereka tidak sudi berteman dengan murid yang seharusnya sudah meninggal. Ditambah lagi ada yang percaya jika Lundri membutuhkan tumbal. Meiki, seorang murid yang meninggal akibat kecelakaan di depan sekolah adalah buktinya. Waktu kematian Meiki bersamaan dengan hari pertama Lundri masuk sekolah.

Apa yang bisa dilakukan?

Sani, salah seorang teman kelas Lundri. Ia kebetulan tahu dengan ritual manusia kertas yang dimaksud Andre. Sebabnya papanya adalah penjual barang sesembahyangan orang Cina; Aneka macam dupa, lilin, aksesoris sembahyang, termasuk manusia-manusia kertas.

Sani bercerita, bahwa mas Warso, pengrajin manusia kertas langganan papanya, tahu tentang ritual itu. Ia pernah menerima pesanan untuk membuat sebuah manusia kertas dengan wajah yang menyerupai foto seseorang yang baru saja meninggal.

Menurut si pemesan, bos-nya baru saja kehilangan istrinya. Ia ingin membangkitkannya kembali. Bukan hanya itu, si pemesan juga meminta mas Warso membaca mantra dari selembar kertas lusuh saat ia merangkai manusia kertas buatannya.

Meski bergidik, mas Warso tetap saja menerima ordernya. Bayarannya lumayan besar.

Syahdan, si Sani dan dua kawannya, Akil, dan Johan punya ide unik. Untuk menjalankan idenya, mereka mengajak serta Andre, sepupu Lundri.

Konsepnya sederhana. Ada jalan keluar, ada pula jalan masuk ke alam baka. Jika arwah mendiang bisa dipanggil, ia pun bisa diusir. Caranya sama, melalui manusia kertas yang berwajah mirip Lundri. semua pasti beres!

Rencana pun disusun. Akil kebagian tugas mengambil foto Lundri dari berbagai sudut. Sementara tugas Sani adalah mengirimkannya ke mas Karso. Johan yang paling tajir dapat tugas membayar ongkos kerja mas Karso.

Akan halnya Andre, ia hanya dimintai restu saja. Agar aksi mereka diketahui keluarga. Tidak terlalu sulit untuk mendapat persetujuan, karena keluarga Andre memang sudah lama menyimpan dendam terhadap keluarga Lundri.

Malam jumat kliwon dipilih menjadi waktunya. Mas Karso dengan piawai membuat manusia kertas sesuai dengan foto yang dikirimkan kepadanya.

Setelahnya, ia pun membacakan mantra yang isinya sesuai dengan kertas yang dulunya pernah ia bacakan. Manusia kertas yang sudah jadi lalu dibakar. Video dikirim agar keempat pelanggannya puas.

**

Keesokan harinya, sekolah dihebohkan dengan sebuah insiden. Ruko tempat tinggal Andre terbakar. Dalam insiden itu, semua keluarga berhasil lolos dari maut. Kecuali Andre yang terjebak di dalam kamarnya. Ia mati terbakar.

Berita itu tentu saja bikin gempar seisi sekolah. Tak terkecuali Sani dan teman-temannya. Antara ragu dan tidak, mereka menghubungkan tragedi itu dengan rencana mereka.

Pertemuan singkat pun dilakukan di kantin sekolah. Mengevaluasi kerja mereka, apakah ada yang salah.

"Saya yakin jika ritual itu harusnya berhasil. Tapi, mengapa justru Andre yang meninggal ya?" tanya Sani memecah keheningan.

"Apa mungkin hanya kebetulan saja?" sahut Johan mencoba menenangkan.

"Akil, kamu yakin sudah mengirimkan fotonya ke mas Warso?" tanya Sani kepada Akil yang lebih banyak diam.

"Iya kok," jawab Akil mantap.

"Heran ya. Kenapa kejadiannya justru menimpa Andre. Ah, mungkin hanya kebetulan saja," hibur Sani seraya mengajak temannya pergi dari sana. Namun, sebelum ia sempat bergerak, matanya menangkap sebuah gambar di layar ponsel Akil.

Mata Sani sontak terbelalak. Jantungnya berdegup kencang, tengkuknya basah akibat keringat dingin yang membanjiri tubuhnya dalam sekejap.

"I-Itu foto siapa?" tanyanya dengan suara bergetar.

"Andre," imbuh Akil tegas dan singkat.

"I-Iya, untuk apa?"

"Kan aku disuruh kirim ke mas Warso."

"Goblok lu Akil. Kan sudah dibilangin foto Lundri!" teriak Johan penuh amarah saat menyadari kesalahan yang dibuat oleh Akil itu.

"Makanya Andre yang terbakar! Lu goblok amat sih," pekik Sani. Bogem mentah hampir saja mengenai wajah Akil jika Johan tidak buru-buru mencegahnya.

"Kenapa kamu justru kirim foto Andre?"

"Aku kira foto-foto dari kita semua," jawab Akil gugup setelah menyadari kesalahannya.

"KITA SEMUA!?" Sani berteriak. Tapi, bukanlah amarah yang terdengar. Teriakannya lebih mirip orang histeris.

Johan terdiam. Ia duduk lemas setelah melihat gawainya.

"Ada apa Johan?" tanya Sani. Kawannya itu tidak menjawab. Ia hanya menyodorkan ponselnya. Sani langsung merebut ponsel itu dari tangan Johan. Di sana ia melihat video proses pembakaran manusia kertas. Mas Warso terlihat sedang melempar manusia-manusia kertas ke atas api unggun.

Bukan hanya satu. Tapi, dua, tiga, dan empat sosok yang menyerupai wajah-wajah Sani dan kawan-kawannya. []

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun