"Libur t'lah tiba, libur t'lah tiba. Hore Hore Hore."
Ini adalah sepenggalan lagu anak-anak zaman bapakmu dengan judul yang sama dengan liriknya. Dinyanyikan oleh penyanyi anak-anak zaman dulu, Tasya Karmila yang saya duga telah bertransformasi menjadi emak-emak.
Lah, apa hubungannya dengan Kompasiana Awards 2023. Sekilas saya merasakan adanya aura yang sama. Ajang kompasianival selalu ditunggu-tangga oleh para Kners. Khususnya, pengajuan nominee yang sudah dimulai sejak tanggal satu yang lalu. Hari ini adalah hari terakhir.
Di berbagai grup perpesanan, banyak kawan yang mengingatkan. Begitu pula tulisan-tulisan yang berseliweran di laman blog. Semuanya berkampanye, mengajukan calon yang dirasa paling afdol. Bermacam-macam rupanya. Ada yang tidak pakai jeda, langsung menawarkan dirinya untuk dipilih. Walaupun lebih banyak yang terkesan malu-malu.
"Aku dah pilih nih!"
"Milih siapa?"
"Mau tahu aja. Rahasia dong!" (Padahal yang dipilih adalah dirinya sendiri).
Ah, abaikan celotehanku yang tak jelas ini. Sebabnya diriku juga ingin berkampanye. Meluruskan apa yang masih bengkok dan menguatkan apa yang masih loyo. Â Menyimak siapa saja yang paling pantas masuk ke nominee, pagi ini saya telah menentukan pilihan. (Tentu saja pilihanku itu rahasia).
Ada empat kategori yang sudah berada di luar kepala. Dari tahun ke tahun itu-tu saja; Best in Citizen Journalism, Best in Fiction, Best in Spesific Interest, dan Best in Opinion. Milih jagoan untuk ke-empat kategori ini gampang dan tidak pakai mikir.
Namun. Sekali lagi, Namun....
Ada sebuah kategori terbaru yang bikin bingung. Namanya Kompasianer Paling Lestari. Menurut keterangan Mimin, kategori ini berlaku bagi Kners yang secara konsisten mendukung akselerasi 17 agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang ditayangkan di Kompasiana.
Bayangkan, empat kategori lainnya hanya memiliki satu syarat. Sementara kategori terbaru ini mencakup 17. Apa gak bingung tuh.
Nah, daripada bingung sendiri, mending saya buat saja Lestari versi saya sendiri. Siapa tahu ada juga yang cocok di hati. Simak ya
Lestari versi KBBI
Disebutkan artinya bertahan. Dengan begitu, mengacu kepada versi KBBI ini maka Kners yang paling Lestari seharusnya mencakup Kners yang rajin menulis dengan durasi yang lama. Ada beberapa nama. Tapi, saya tetap mengajukan Ibunda Roselina dalam kategori ini. Alasannya jelas, "Terima kasih sudah berbagi pernak-pernik kehidupan." Itu jawabannya.
Lestari dalam pengertian Dinamis
Di KBBI, dinamis juga menjadi salah satu syarat Lestari. Apa itu dinamis? Seharusnya sesuatu yang bergerak terus menerus. Apakah setiap hari menulis? Salah, dinamis itu justru bergerak terus sehingga tidak punya waktu untuk menulis. Siapakah dia? Tanya sendiri kepada dirimu, karena itu bisa saja kamu, kamu, dan kamu.
Lestari dalam arti kelestarian alam (hutan)
Kebayang? Tentunya hutan tersebut suasananya rimbun, banyak pepohonan, tidak dipotong. Dengan demikian Kners paling Lestari harus memenuhi satu syarat. Rambutnya tidak bisa plontos. Kalau perlu gondrong, berjambul, dan pakai jenggot. Siapakah dia? Om Susy Haryawan yang berada di benak teratasku.
Lestari dalam pengertian Dilestarikan
Tahu kan, dilestarikan itu dijaga baik-baik. Mau kualitasnya serupa apa, tetap saja dilestarikan. Thus, siapa lagi kalau bukan Kners yang punya kekebalan politik. Mau maki-maki admin, tetap saja akunnya tidak diblokir. Mau nulis puisi abal-abal tetap saja labelnya tidak dicabut. Dan, ia adalah Felix Tani a.k.a. Engkong Felix.
Disklaimer: Jangan coba-coba mengikuti gaya menulisnya, karena ia bukan kamu dan kamu bukan dia yang sudah sering minum obat kuwat
Lestari sebagai nama
Eh. Eh. Eh. Kok aku langsung teringat Bunga Citra Lestari ya, Beib. Blio selalu ada di hatiku. Sayangnya ia bukanlah Kners, jadi tidak bisa kunominasikan. Cukup; Silahkan menikmati.
Last but not least. Lestari dalam arti Kekal
Apa arti kekal? Tidak ada yang kekal. Kners yang rajin menulis pun bertumbangan satu persatu. Kners yang paling sering menulis pun akan bosan sendiri. Tapi, tidak bagi mereka yang memiliki semangat yang tinggi. Walaupun akunnya sudah diblokir berulang-ulang kali, ia masih muncul. Dalam berbagai jenis rupa pulak. Mulai dari bentuk tante-tante, model virus, tokoh superhero, hingga calon presiden.
Saya rasa di antara semua pilihan, ialah yang paling pantas mendapatkan gelar sebagai Kompasianer paling Lestari. Siapa tuh? Silahkan cari tahu sendiri.
Nah inilah nasihatku. Ikut gak ikut terserah. Yang pasti, jangan lupa ajukan nominee. Ini hari batas terakhir
**
Acek Rudy for Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H