Pemilihan Presiden Indonesia tersisa 8 bulan lagi. Namun, masyarakat sudah penasaran. Siapakah yang akan menjadi pemenangnya. Tentu saja, setiap pribadi mengharapkan bahwa jagoannya-lah yang akan jadi juara.
Tidak heran jika survei elektabilitas menjadi tontonan genting dan penting. Genting bagi pelaku politik, menjadi dasar acuan agar jagoannya menjadi pilihan. Penting bagi masyarakat, memuaskan dahaga atas rasa ingin tahu yang begitu membuncah.
Sudah sejak dua atau tiga bulan yang lalu, beberapa kawan telah menghubungiku. "Ayo, jangan mau kalah dengan lembaga survei. Buatlah perkiraan berdasarkan Numerologi."
Sejujurnya, saya juga tidak terlalu yakin dengan kemampuan Numerologi menebak hasil akhir konstetasi politik. Hitungan ini tidak memiliki dasar ilmiah. Tidak sebanding dengan data yang dikelola oleh lembaga-lembaga survei. Â
Meskipun demikian, hitungan ini juga punya kisah suksesnya tersendiri. Saya berhasil menebak dengan tepat hasil dari pilpres Indonesia 2014. Begitu juga pada saat Trump vs Biden di Amerika, 2020 silam. Ini belum termasuk beberapa kali pemilihan Gubernur Sulawesi Selatan dan Walikota di Makassar, kota kelahiranku.
Akan tetapi, saya juga harus jujur mengatakan bahwa tidak semua analisis saya benar. Saya salah memprediksi kemenangan Jokowi pada 2019 silam. Hitunganku seharusnya Prabowo. Jadi, sekali lagi. Hitungan pilpres 2024 berdasarkan Numerologi ini tidak memiliki dasar ilmiah. Silahkan dibaca sebagai hiburan semata.
Mari kita mulai.
Saya menggunakan dua indikator; tanggal kelahiran capres dan tanggal pilpres (14.2.2024). Kedua indikator tersebut kemudian dipadukan dengan menggunakan pola segitiga terbalik Power of Numbers besutan Dr.Oliver Tan, Ph.D. Sementara untuk membandingkan energi angka dari setiap capres, saya menggunakan teori Lima Elemen Wu-xing metafisika China.
Hasilnya sebagaimana terlihat pada gambar berikut ini;
Hasil yang saya dapatkan adalah Prabowo menduduki rangking pertama dengan mengungguli Ganjar sebesar 1 poin dan Anies 3 poin. Sementara Ganjar melangkahi Anies dengan 1,5 poin.
Perkiraan Statistik:Â Prabowo memenangkan pilpres. Persentasenya sebesar 47%. Lalu diikuti oleh Ganjar dengan 34% dan Anies 19%
**
Apakah prediksi ini lantas memenangkan Prabowo sebagai the next presiden? Tidak. Karena masih ada unsur wakil. Pada hitung-hitungan sebelumnya, saya selalu menggunakan indikator dari capres dan cawapres.
Lalu, siapakah cawapres setiap capres? Saya mencoba melakukan analisis tersendiri.
Anies Baswedan. Anies dideklariskan oleh Nasdem. Bersama dengan PKS dan Demokrat, terbentuklah koalisi perubahan yang seringkali dipandang sebagai antitesa pemerintahan Jokowi. Jika Cawapres harus berasal dari koalisi partai, maka AHY yang paling berpeluang.
Ganjar Pranowo. Baru-baru ini Ketua DPP PDIP, Puan Maharani telah memberikan indikasi satu nama yang bisa menemani Ganjar dalam Pilpres 2024. Pengamat memperkirakan calon kuat berasal dari parpol pengusung, Sandiaga Uno (PPP). Meskipun ada sosok lainnya yang mencuat, yakni Imam Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar, saya tetap menggunakan Sandiaga Uno atas dasar popularitas.
Prabowo Subianto. Sedari awal, PKB telah menjadi teman yang paling setia dalam mengusung Prabowo sebagai Capres. Kendati beberapa partai politik lainnya juga mencoba memajukan jagonya, Airlangga Hartanto (Golkar), dan Erick Thohir (PAN), namun sepertinya hubungan Prabowo dan Muhaimin Iskandar masih terlalu mesra.
Jika skenario capres dan cawapres menggunakan kemungkinan ketiga pasang ini, siapakah yang paling berpeluang?
Mengejutkan, paslon Prabowo -- Muhaimin tidak lagi mendominasi pertempuran. Mereka dikalahkan oleh calon pasangan Ganjar -- Sandiaga dengan 1,5 poin. Meskipun masih unggul 0,5 poin dari pasangan Anies-AHY. Adapun Ganjar-Sandiaga mengungguli duet paslon Anies-AHY dengan 3,5 poin.
Perkiraan Statistik:Â Anies-AHY masih berada pada urutan paling bontot dengan persentase 15%. Sementara Prabowo-Muhaimin memperoleh sekitar 33% suara. Dan, pemenangnya adalah Ganjar-Sandiaga. Bisa saja satu putaran. Suara yang diperoleh sebesar 52%.
Bagaimana kalau cawapres Prabowo bukan Muhaimin. Nah, kemungkinan terdekat adalah Airlangga Hartanto dan Erick Thohir.
Dari kedua nama ini, nama Airlangga Hartanto memiliki peluang yang lebih besar. Persentase dari ketiga paslon berubah cukup drastis. Anies-AHY naik menjadi 19%. Sementara Prabowo-Airlangga masih berada di urutan kedua, tapi persentasenya jauh membaik. Mencapai angka 39%. Pemenangnya masih Ganjar-Sandiaga dengan 42%.
Catatan: Saya tidak lagi menunjukkan hasil perhitungan kemungkinan paslon Prabowo-Erick, karena nilainya masih lebih kecil daripada paslon Prabowo-Airlangga.
Apakah Anies mau menerima nasib? Bagaimana jika AHY tidak memberikan kontribusi yang signifikan terhadap elektabilitasnya?
Saya sempat bertanya kepada seorang kawan dari salah satu partai pengusung Anies. Ia mengaku jika sampai sekarang, kondisi politik cawapres Anies masih sangat dinamis. Namun, ia memperkirakan ada 2 nama selain AHY.
Saya lalu menganalis dua nama tersebut. Dan, mengerucut kepada satu nama yang paling kuat. Dan, pemenangnya adalah Khofifah Indah Parawansa.
Andaikan Anies memilih Gubernur Jawa Timur ini sebagai wakilnya, tetap saja rasionya tidak dominan melawan paslon lainnya. Namun, setidaknya bisa menciptakan pertempuran yang sengit dengan Ganjar-Sandiaga, dan Prabowo-Airlangga.
Nah, ada satu pertanyaan terakhir lagi nih.
Jika Prabowo ingin memenangkan konstelasi politik lima tahunan ini dengan suara dominan, cawapres siapakah yang harus ia pilih menurut versi Numerologi?
Saya sudah mengantongi satu nama. Nama yang cukup dikenal. Tapi, biarlah itu menjadi rahasiaku sendiri. Yang pasti, nama itu sudah beredar di kalangan bursa cawapres. Bisa saja, Mahfud MD, Ridwan Kamil, atau jangan-jangan nama yang kamu, kamu, dan kamu tidak sangka-sangka. Eh...
**
Acek Rudy for Kompasiana
Numerolog Pertama di Indonesia versi Rekor MURI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H