Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kehadiran Kelinci Giok di Tahun Kelinci Air

16 Januari 2023   07:50 Diperbarui: 26 Januari 2023   17:59 2178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun baru sudah kita lewati. Sudah Beberapa hari. Tapi, rasanya belum lengkap tanpa kehadiran si Kelinci Air. Menurut penanggalan imlek, penguasa tahun 2023 ini adalah si Kelinci.

Apa yang terjadi?
Jagat raya dan dunia maya sudah ramai. Sang Macan yang masih berkuasa sudah mulai diabaikan. Padahal karirnya baru akan berakhir pada 22 Januari nanti. Belum sekarang!

Lalu, para peramal takdir dan pengadu nasib ramai mengelu-elukan kehadiran Sang Kelinci. Mereka berharap ada perbaikan. Ada kabar baik yang bersiap menghampiri.

Caranya?
Sang kelinci pun diasosiasikan dengan hal-hal baik dan kebajikan. Lembut, agar hidup tidak terlalu keras. Imut, agar semakin banyak cinta. Dan, lincah agar semangat tetap terjaga.

Benarkah demikian?
Tidak semudah itu Ferguso. Itu hanya andai-andai manusia. Ilusi di tengah delusi untuk menjadikannya motivasi dalam menjalani kehidupan yang tidak pasti.

Ilustrasi tahun kelinci (sumber: tionghoa.info)
Ilustrasi tahun kelinci (sumber: tionghoa.info)

Mau tahu buktinya?
Kelinci itu jorok, ia memakan kotorannya sendiri. Meskipun menurut versi dunianya, itu bernutrisi. Makanan khusus yang dinamakan Cecotropes. Lalu, kelinci juga mudah stres, mereka bukan makhluk yang bisa hidup sendiri. Tapi, kalau dicarikan pasangan mereka justru membuat masalah baru. Kawin melulu! Sepasang kelinci bisa menghasilkan 2040 anak setiap tahun. Amsiong!

Ah sudahlah.
Setiap orang pun tahu jika pemilihan hewan dalam 12 shio bukan berdasarkan logika. Dunia orang Tionghoa kuno adalah dunia yang berbeda. Merupakan tempat tinggal bersama dari manusia, dewa, malaikat, dan para siluman. Termasuk di dalamnya adalah hewan-hewan mitologi. Kelinci merupakan salah satunya.

Mengapa bisa begitu?
Itu karena kehadiran hewan ini sudah terdeteksi oleh manusia pada masa Pleistosen. Sejak 1,8 juta tahun lalu. Pertama kali ditemukan oleh bangsa Phunesia yang hidup di Eropa. Bangsa Phunesia memberikannya nama Shaphan. Artinya adalah licin atau nakal.

Kemudian setelahnya, kehadiran kelinci pun menjadi bagian yang erat dengan kehidupan manusia. Bangsa Romawi menempatkannya pada salah satu posisi yang terhormat. Berada pada uang logam mereka. Nenek moyang kita menjadikannya sebagai sumber makanan. Bulu mereka pun digunakan sebagai penghangat tubuh.

Dan hal ini sudah berlangsung lama. Lama sekali.
Dalam mitologi Cina Kuno, kelinci juga mendapatkan tempat yang terhormat. Diwakili oleh Kelinci Bulan atau lebih dikenal dengan sebutan Kelinci Giok.

Cobalah kamu, kamu, dan kamu melihat ke arah bulan purnama. Perhatikan dengan seksama. Jika terlihat guratan bayangan, maka itu adalah sosok si Kelinci Giok.

Masih tidak bisa melihatnya dengan jelas? Ah, batin kamu kurang bersih. Terlalu banyak kotoran di sana. Sebabnya bulan bagi orang Tionghoa adalah rumah si Kelinci Giok.

Bagaimana ceritanya?
Ada legenda Kue Bulan. Alkisah di zaman dulu ada 10 matahari. Bumi terlalu panas untuk ditempati. Lalu, muncullah seorang ksatria yang hadir untuk memperbaiki kondisi. Ia mengambil panahnya dan membunuh 9 matahari.

Atas jasanya, Kaisar langit menghadiahkan ramuan keabadian.

Pada suatu hari, salah satu dari murid Hou Yi berkhianat. Ia ingin menjadi dewa. Caranya dengan merebut ramuan ajaib yang disimpan di rumah Hou Yi. Si murid durhaka pun menyelinap masuk saat Hou Yi tidak berada di dalam rumah. Ia bertemu dengan Chang E, istri Hou Yi.

Mengingat konsekuensi jika ramuan sakti tersebut jatuh ke tangan yang salah, tanpa pikir panjang Chang E langsung menegak habis. Tubuhnya ringan dan berpindah ke alam dewata. Chang E menadi sangat sedih.

Kaisar langit pun turut merasa sedih setelah mendengarkan kisah Chang E. Akhirnya ia memutuskan untuk menempatkan Chang E dibulan. Nah, di sini ia ditemani oleh Sang Kelinci Giok.

Hou Yi pun tetap berkesempatan bertemu dengan istrinya. Caranya adalah dengan membuat kue bulan pada setiap penanggalan 1 dan 15 lunar.

Lalu, mengapa Kelinci Giok dan mengapa ia berada di bulan?
Mari kita urutkan lebih jauh lagi. Lebih lama lagi.

Alkisah pada suatu hari, Kaisar Langit menyamar menjadi seorang jompo yang miskin. Ia kelaparan, mengemis makanan dari kera, anjing hutan, berang-berang, dan kelinci.

Hewan-hewan ini dengan senang hati membantu. Kera mengumpulkan buah-buahan, berang-berang mempersembahkan ikan, dan anjing hutan membawakan seekor kadal.

Tapi, si kelinci tidak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya bisa memberikan rumput yang bukan makanan manusia.

Dalam kebingungan, si kelici berkata, "Aku tidak bisa memberikanmu apa-apa. Jadi, santaplah diriku." Sesaat sesudahya si Kelinci langsung menerjunkan diri ke dalam panci air mendidih.

Ajaib. Menakjubkan. Mencengangkan.
Si Kelinci tidak merasa kesakitan, tubuhnya tidak terluka. Itu karena setelahnya Kaisar Giok menampakkan wujud aslinya. Ia sangat tersentuh dengan pengorbanan si Kelinci. Maka diutuslah hewan tersebut ke bulan dengan tugas khusus. Meramu ramuan abadi.

Si Kelinci juga mendapatkan gelar terhormat. Giok yang berasal dari nama Kaisar Langit, "Yi Huan Da Die." Terjemahannya: Kaisar Giok.

Dengan demikian saudara-saudari.
Kelinci dalam mitologi Tiongkok Kuno bukan hanya hewan imut yang lembut. Ia juga mewakili sebuah filosofi. Tentang ketulusan, bakti, dan rela berkorban. Dan mungkin itulah mengapa ia tinggal di bulan.

Sebabnya ia tidak peduli lagi dengan keadaan di bumi yang masih dipenuhi dengan keserakahan, kebencian, dan kemunafikan.

Lihatlah ke atas sana. Saat bulan bersinar di malam hari. Kelinci Giok senantiasa berada di sana untuk memberikan kita pelajaran. Mengingatkan kita bahwa budi baik akan selalu mendapatkan tempat yang terhormat.

Marilah kita sambut kehadiran tahun Kelinci Air dengan mengambil hikmah dari kisah legenda si Kelinci Giok.

**

Acek Rudy for Kompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun