Sebutkanlah namanya Joe. Dia sahabat. Satu fakultas dan sama-sama dari Indonesia. Kita punya hobi yang sama. Penggemar senjata api.
Pada suatu hari yang cerah, di kantin kampus, Joe menyelutuk, "Mau coba nembak sungguhan, gak? Ke shooting range, yuk?"
Saya langsung mengiyakannya. Menyanggupi antusias, penuh semangat, dengan mata berbinar-binar.
Syahdan, di sore hari itu, kami langsung berangkat. Tidak membawa bekal apa-apa. Hanya semangat dan gairah.
"Joe, kamu sudah pernah udah pernah ke sana?" tanyaku di mobil.
"Belum," jawab Joe acuh.
"Lha...?" tanyaku, sedikit cemas.
"Tenang saja. Santai, bebas masuk kok. Aku sudah pernah nanya."
Rasanya si Joe ini tidak paham dengan pertanyaanku. Yang aku maksud adalah cara menembaknya, apakah ada instruktur di sana? Atau apakah ada hal-hal penting yang harus dipatuhi. Mana tahu ada peluru nyasar. Ini Amerika, Bung!
Ya, sudah. Akhirnya saya diam saja, meski ada sedikit perasaan tidak enak.