Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Saat Resesi, PHK Bukan Pilihan, Masih Banyak Cara

17 Desember 2022   19:10 Diperbarui: 17 Desember 2022   19:18 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat Resesi, PHK Bukan Pilihan, Masih Banyak Cara (gambar: itsm.tools)

Dalam kasus pelanggaran berat, saya pernah beberapa kali memecat karyawan. Seperti kedapatan mencuri atau berbuat asusila di dalam kantor. Namun, dalam kasus normal, bisa dikatakan saya hampir pasti tidak pernah memecat karyawan.

Tapi, ada juga beberapa yang pergi meninggalkanku. Khususnya mereka yang mendapatkan posisi dan gaji yang lebih bagus di tempat yang baru. Itu tentu kabar bagus.

Tapi, jika karena satu dan lain hal. Misalkan ada yang tidak cocok bekerja karena lingkungan, atau konflik dengan sesama karyawan, maka pengunduran diri mereka aku terima.

Dengan satu syarat, mencarikan mereka pekerjaan baru. Sejujurnya hal ini sangat mungkin kulakukan di masa lalu. Tapi, di saat sekarang sepertinya sudah mulai agak sulit.

Berhematlah

Efisiensi adalah hal yang utama. Oleh sebab itu, sebagai pengusaha seharusnya kita mengadopsi perilaku hemat. Secara berkala, saya selalu mencari pos biaya mana yang over spending dan penyebabnya apa.

Terkadang memang diperlukan, tetapi terkadang juga karena kelalaian. Untuk yang satu ini saya selalu mengajak pegawai untuk berpikir, bagaimana caranya agar kesalahan yang sama tidak terjadi lagi. Dan mereka cukup pintar untuk memberikan masukan.

Jangan menunggu sampai krisis datang, baru pemangkasan pegawai menjadi solusi dadakan.

Sebenarnya masih banyak lagi cara yang kulakukan untuk melakukan efisiensi. Tapi, biasanya sih tiba masa tiba akal. Tidak ada dalam juklak, atau menggunakan aturan S.O.P yang baku.

Wasana Kata

Abaikan perusahaan besar yang memiliki ratusan hingga ribuan karyawan. Perusahaan semacam itu tentu punya mekanisme dan juga departemen HRD yang memastikan bahwa semua aturan ketenagakerjaan berjalan sesuai.

Yang ingin saya fokus adalah bagaimana pelaku UMKM semacam diriku yang memperkerjakan pegawai yang tidak lebih dari 50 orang. Dan seharusnya, jurus yang paling mujarab adalah menjadikan perusahaanmu layaknya sebuah organisasi sosial.

Bukan dari cara kerjanya, karena perusahaan yang sehat seharusnya tidak kerja "sosial." Yang saya maksud adalah semangatnya. Bagaimana jika sebuah perusahaan diisi oleh para karyawan yang memiliki semangat yang sama, idealisme yang sejalan, dan tujuan akhir yang senada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun