Karena covid sudah merebak, maka para karyawan diizinkan tidak masuk sampai ia bisa membuktikan jika bukan covid penyebabnya. Syahdan banyak posisi kosong.
Yang mengherankan, dalam kondisi darurat, ada saja pegawai yang bisa rangkap tugas. Dan yang lebih mencengangkan lagi, mereka cukup trampil. Ternyata selama ini para pegawai sudah saling bantu. Jadinya, mereka paham dengan apa yang harus dikerjakan oleh satu sama lain.
Buat saya, ini juga merupakan buah dari andilku. Menciptakan suasana kekeluargaan di antara pegawai.
Bersediakah Mengurangi Gaji?
Syukur alhamdulilah selama ini hak pegawai tidak pernah saya sunat. Di masa Covid, semua THR terpenuhi. Gaji pun mencukupi. Tapi, ada sebuah pertanyaan menggelitik yang pernah saya lemparkan ke mereka.
"Andaikan situasi krisis, dan perusahaan tidak mampu lagi membayar gaji tepat waktu, apa yang Anda usulkan?" Ternyata jawabannya bermacam-macam.
Ada yang bersedia menerima gaji setengah, ada yang meminta penghematan di uang makan, mereka bisa bawa bekal sendiri dari rumah. Ada yang meminta gaji dibayar mingguan saja, biar tidak terlalu berat.
Tapi, di antara semua saya paling suka dengan usul yang satu ini. "Bagaimana jika gaji setengah dulu yang dibayar, setengahnya lagi ditabung pelan-pelan hingga kondisi perusahaan membaik."
"Bagaimana jika kondisi perusahaan tidak juga membaik? Diriku kembali bertanya.
"Kami doakan yang terbaik, pak..." jawab mereka kompak.
Jika Ada Karyawan yang Mengundurkan Diri
Biasanya para pegawai akan ramai-ramai memberikan saran. Apakah perlu untuk mencari orang baru untuk posisi itu. Jika dirasa tidak perlu, maka mereka tidak menyarankannya.
Masih ada waktu sehingga semua pekerjaan tidak bisa lagi tertangani dengan baik.