Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Pentingnya Usaha Warung Kecil di Mata Perusahaan Besar

29 November 2022   14:38 Diperbarui: 12 Desember 2022   12:18 1822
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memang benar, secara hirearki seharusnya warung kelontong membeli langsung ke pedagang grosir. Harganya lebih murah dan seleksinya lengkap. Akan tetapi, grosir ini punya tabiat yang aneh. Mereka tidak mau menyediakan barang jika belum dicari pelanggan.

Teknik distribusi ala sales motoris kemudian memiliki dua fungsi. Yang pertama, agar produk yang dijual dekat dalam jangkauan masyarakat. Yang kedua, menggerakkan permintaan pasar dari level paling bawah.

Jika ternyata banyak diminati pelanggan maka para pemilik warung kelontong akan mencarinya di grosir langganan. Jika sudah demikian, para grosir pun akan panik. Dengan segera mereka menghubungi agen distribusi untuk membeli. Omzet pun naik. Jadi, jelas bukan, fungsi warung itu penting dalam industri FMCG.

Lalu bagaimana produsen tahu jika distribusi mereka tidak maksimal?

Mereka bekerja sama dengan perusahaan riset. Yang paling terkenal adalah Nielsen. Para produsen akan membeli data. Isinya tentang berapa market share yang ditinjau dari faktor distribusi. Alias ketersediaan produk di pasar.

Harganya riset tersebut tidak murah. Tapi pantas dibeli, tersebab informasinya sangat berharga. Bagi produsen, pertempuran di lapangan sangatlah krusial. Barang yang sudah diproduksi harus laku terjual. Untuk itu, semua upaya akan dikerahkan melalui distribusi.

Ketersediaan produk di retail raksasa, sama pentingnya dengan yang ada di warung kecil. Karena standar perhitungan market share dari Nielsen akan memperhitungkan semua.  

Bagaimana nasib warung kelontong di zaman now?

Saya mencoba melakukan riset kecil-kecilan. Alhasil, hingga Oktober 2022, Indomaret sudah memiliki 20.853 gerai di seluruh Indonesia. Jumlah ini belum termasuk gerai Alfamart, yang  "di mana lu ada, di situ gue buka." Jumlah yang fantastis!

Lalu berapa banyak warung kelontong yang masih eksis? Entahlah, tapi sepanjang jalan yang kutelusuri setiap hari, sepertinya semakin banyak. Bahkan lebih banyak dari minimarket nasional yang kutemui.

Sekarang keraguan saya sudah tidak beralasan lagi. Meskipun dulu santer terdengar bahwa keberadaan retail semacam Indomaret dan Alfamart akan menggerus eksistensi UMKM. Nyatanya sampai sekarang pun tidak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun