Meskipun demikian, ada juga pakaian tradisional lelaki China yang mungkin jarang diketahui.
Tang Suit (Tangzhuang)
Gaya berbusana ini adalah versi modern dari Hanfu. Arti harafiah Tanzhuang sendiri adalah busana Tang. Sesuai dengan sejarahnya yang muncul pada zaman Dinasti Tang (abad ke-7 masehi). Modelnya merupakan penggabungan dari elemen tradisional dan teknik cutting ala barat.
Baju ini tercipta karena alasan praktis. Tidak seperti Hanfu yang ribet, adopsi bukaan depan model barat sudah mulai digunakan. Bagian atasnya juga sudah berkerah, tidak lagi oblong seperti para pendahulunya. Selain itu, pada bahu juga ditaruh bantalan, sebagaimana model jas orang barat. Bahannya pun lebih bervariasi. Selain sutra, bisa juga dari brokat atau satin.
Jubah Labuh
Lalu ada juga jubah labuh. Sampai sekarang masih marak digunakan oleh lelaki Tionghoa menjelang imlek atau pada acara-acara resmi. Hal ini disebabkan karena desainnya yang lebih elegan, longgar, berkerah tinggi (kerah mandarin), dan berlengan panjang. Warnanya pun cerah dan kontras. Diyakini untuk memikat Hoki.
Baju Adat Tionghoa Indonesia
Pada awal abad ke-20 saat Dinasti Qing mulai runtuh, banyak orang-orang Tionghoa yang memilih Asia Tenggara sebagai rumah baru mereka. Termasuk di Indonesia.
Pada saat itu, gaya berbusana yang diperkenalkan adalah Changshan dan Samfoo yang sesuai zamannya. Thus, baju ini pun identik dengan para pendatang China.
Proses asimilasi pun terjadi. Hingga baju koko yang sudah identik sebagai busana pria muslim Indonesia pun tercipta. Diadopsi dari baju tradisi orang Tionghoa yang tidak lain merupakan perpaduan dari Changshan, Tangzhuang, dan Jubah Labuh.
Nah, inilah sekilas sejarah mengenai baju adat Tionghoa. Tidak terlepas dari sejarah perkembangan budaya di China, namun dengan campuran proses asimiliasi yang lebih manis.
Semoga Bermanfaat