Terkadang meminta tolong bisa memberikan solusi yang tidak sama seperti yang dinantikan. Misalkan, alih-alih memberikan bantuan, bisa saja yang didapat adalah nasihat bijak atau informasi yang bermanfaat.
Sejatinya, setiap informasi adalah bentuk pertologan. Jika Anda jeli, maka itu bisa saja menjadi solusi dalam permasalahan yang paling mendasar.
Yang Diminta Tolong
Banggalah, karena Anda masih dilirik sebagai seseorang yang mempunyai kelebihan. Sadarlah bahwa roda berputar. Selama kita masih bisa menolong maka itu adalah berkah.
Sama seperti pada posisi Yang Meminta, jika Anda kebetulan diminta pertolongan maka ada empat hal juga yang harus jadi perhatian:
Yang pertama, hindari pikiran negatif. Tidak semua hal yang direpotkan kepadamu adalah beban. Karena dengan berpikir negatif, dengan sendirinya kamu sudah menutup pintu kebajikan.
Kedua, harus jujur. Dalam banyak hal kita sudah cukup terbebani dengan kondisi dan situasi. Jika memang tidak mampu, sebaiknya berkatalah yang sejujurnya. Itu akan lebih memudahkan.
Ketiga, jangan tidak enak hati. Jangan memberikan janji-janji surga karena tidak enak menolak. Atau memberi pernyataan mengambang dengan harapan yang meminta akan tahu diri. Atau yang lebih parah lagi, hubungan pertemanan diakhiri hanya karena tidak merasa nyaman. Ingat, itu sangat menjerumuskan.
Yang keempat, jangan melibatkan orang lain. Jika tidak mampu menolong, cobalah bantu dirinya untuk memberikan solusi semampumu. Tapi ingat ya, solusi itu bukan melempar tanggung jawab. Misalkan ada seseorang yang ingin meminjam uang kepadamu, mohon agar jangan memberikan nama lain jika kamu tidak mampu.
Solusi yang diberikan seharusnya berhubungan dengan dirinya sendiri. Seperti nasehat atau informasi umum lainnya yang mungkin belum diketahui oleh dirinya.
**
Memang harus diakui, meminta tolong itu memberatkan. Tapi, itu juga fakta yang tidak bisa diabaikan. Selalu ada pro kontra yang terjadi. Pikiran positif dan emosi negatif bercampur menjadi satu.