Nah, sekarang pertanyaannya, pernahkah kamu, kamu, dan kamu meminta tolong? Tentu, hanya sekadar minta tolong mau permisi sudah seringkali dilakukan. Namun, jika sudah menyentuh permasalahan besar. Yang mungkin akan membebankan orang lain, eits... tunggu dulu.
Lalu, seperti apakah yang membebankan itu?
Banyak contohnya. Biasanya sih berhubungan dengan materi, kepemilikan, atau sesuatu yang berharga. Atau sesuatu yang tampaknya sulit dipenuhi demi berbagai alasan. Apakah waktu yang terbuang, tenaga yang terkuras, atau status yang terhormat.
Apakah benar demikian? Bagaimana jika kekhwatiran kita tidak beralasan? Atau jejangan "yang membebankan" itu hanya ada di pikiran kita saja. Padahal meminta tolong tiada bedanya dengan berkomunikasi. Jika tidak terjalin, bagaimana mungkin ada aksi dan reaksi.
Mungkin bisa dimaklumi. Dalam pandangan umum, aksi meminta kerap diasosiasikan dengan ketidakmampuan diri, tidak mandiri, dan seharusnya dihindari.
Sementara dalam beberapa kasus, meminta tolong bisa jadi adalah solusi terbaik. Win-win solution, tidak ada yang dirugikan. Dan yang terpenting, kedua belah pihak bisa mendapatkan pemahaman yang sama dan mengikis mispersepsi.
Apa yang bisa dilakukan?
Marilah kita bahas dari dua sisi yang berbeda. Pada posisi yang meminta tolong dan yang diminta tolong.
Yang Meminta Tolong
Berada pada posisi lebih rendah, bukanlah sebuah aib. Terkadang kita harus sadar jika manusia tidak bisa hidup sendiri. Namun demikian, ada empat hal yang sebaiknya dilakukan:
Tentu yang paling pertama adalah bersikap sopan. Namanya juga meminta tolong, tanpa kesopanan bisa menimbulkan kesalahan
Yang kedua adalah berbicara jujur. Hilangkan seluruh kekhwatiran terhadap penolakan atau penilaian negatif dari yang diminta. Bersikap jujur adalah kunci utama dari sebuah kepercayaan.
Yang ketiga, menjelaskan permasalahan secara terperinci. Apa penyebabnya, solusi yang sudah ditempuh, dan mengapa harus meminta tolong.
Yang keempat, bersiap-siap kecewa. Dalam arti penolakan bisa saja terjadi. Yang dimintai tolong belum tentu bisa menjadi dewa penyelamat. Jika memang demikian, janganlah marah apalagi membenci.