Sebuah kisah baru saja kudengar dari istriku. Tentang Ivana Trump yang melatih anaknya belajar mandiri. Si anak disuruh bekerja di lapangan golf milik keluarga. "Potong rumputnya, kau akan kugaji 5 dollar per jam."
Si anak protes. Tapi, bukan karena pekerjaan yang harus ia lakoni. Tapi soal upah. "Bisakah dinaikkan menjadi 6 dollar per jam?"
"Baiklah," si ibu menjawab.
"Kenapa kamu tidak memberikanku harga demikian sejak awal?" si anak bertanya.
"KARENA KAMU TIDAK PERNAH MEMINTA TOLONG."
Inilah yang aku bahas pada tulisan ini. Sebabnya kisah tersebut membawa kabar baik sekaligus kabar buruk bagi diriku. Jika istriku tidak pernah lagi meminta sesuatu, artinya kebutuhannya terpenuhi.
Atau ia mungkin prihatin dengan kondisiku, atau takut dimarahi, atau berjuta alasan lain lagi yang membuat dirinya tidak pernah lagi meminta. Tahu diri, Alhamdulilah. Eh...
Kabar buruknya? Sebentar lagi ia akan meminta sesuatu dariku! Amsiong...
Dan dugaanku benar, daftar peralatan rumah tangga yang sudah aus dan akan rusak sekarang berada di hadapanku. Padahal menurut saya, masih baik-baik saja.
Masih mau protes, istriku langsung mengucapkan kalimat pamungkasnya, "saya kan minta tolong."