Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Planogram Sederhana, Membuat Tempat Usaha Berfungsi Maksimal

27 September 2022   11:42 Diperbarui: 1 Oktober 2022   07:01 2284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejujurnya saya baru mengenal istilah Planogram saat sebuah supermarket nasional membuka gerainya yang pertama di Kota Makassar. Kejadian tersebut berlangsung pada pertengahan 90an.

Pada saat itu saya menemani seorang sahabat yang sedang bertugas sebagai tenaga marketing di sebuah perusahaan multinasional. Kunjungannya ke Makassar untuk memastikan Planogram produknya berjalan efektif.

Apa itu Planogram?

Dugaan saya kata ini berasal dari plano (bidang) dan gram (diagram). Dengan demikian Planogram berarti diagram bidang. Masih terasa asing terdengar? Iya, istilah ini memang identik dengan bisnis retail.

Artinya adalah diagram yang menampilkan rencana tata letak produk dagangan (merchandise) di dalam rak display maupun pada areal toko secara umum.

Tentunya produk merchandise tidak bisa diletakkan secara serampangan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Baik dari sisi efektivitas pajangan, alur keluar masuk pelanggan, ukuran toko, dan lain sebagainya.

Manfaat Planogram

Perlukah kita membuat Planogram? Bagi perusahaan retail besar, memiliki Planogram adalah hal yang wajib. Begitu pula dengan perusahaan kecil. Hanya saja, para pemilik UMKM belum sadar jika mereka sebenarnya sudah mempraktikkan Planogram sederhana. Itu karena secara sadar atau tidak, para pemilik usaha tahu bahwa penataan barang di toko banyak manfaatnya.

Satu. Memaksimalkan Tempat Jualan

Setiap toko memiliki karakternya sendiri. Di dalamnya terdiri dari area yang strategis hingga sudut yang sulit terjangkau. Pada umumnya, pemilik toko akan memaksimalkan area yang strategis dan mengabaikan daerah yang tertutup.

Dengan perencanaan Planogram yang bagus, setiap sudut akan dimaksimalkan sedemikian rupa, sehingga tidak ada yang terbuang.

Ilustrasi Planogram (sumber: qrcode-tiger.com)
Ilustrasi Planogram (sumber: qrcode-tiger.com)

Sebagai informasi tambahan, perusahaan retail raksasa memiliki takaran untuk mengukur efektivitas Planogram dengan menghitung produktivitas per meter persegi. Setiap areal jualan akan dievaluasi. Yang kurang maksimal akan direvisi ulang.

Dua. Meningkatkan Omzet

Teknik Planogram yang baik juga bisa menambah minat berbelanja. Produk yang sama dipajang merata, di sampingnya mungkin terletak produk pendukung. Awalnya, pelanggan mungkin hanya ingin membeli odol gigi, tapi sikat gigi pun ikut masuk keranjang belanja.

Asal ingat, jangan sampai air minum dalam kemasan ditaruh berdampingan dengan obat nyamuk. Pelanggan pun enggan membeli karena takut terkontaminasi.

Tiga. Memudahkan Kontrol Barang Keluar Masuk

Toko sedang ramai-ramainya. Tanpa sadar produk A habis diborong. Di akhir hari kita baru sadar jika ada display yang sudah kosong. Padahal jika produk tersebut tetap terisi di sana, kemungkinan besar omzet penjualan akan meningkat.

Planogram yang bagus dan tersosialisasi dengan baik akan membuat pemilik toko siaga untuk selalu menambah kembali jumlah stok yang terpajang. Selain itu juga bermanfaat untuk membuat pelanggan tidak bingung karena merchandise terlalu sering berpindah-pindah tempat.

Empat. Memperindah Toko

Teknik Planogram juga mengandung seni estetika. Produk sejenis akan terlihat bagus terpajang. Pelanggan merasa nyaman melihatnya dan betah berlama-lama di toko. Dan akan kembali lagi jika mereka membutuhkan sesuatu.

Jika toko berantakan, barang dagangan sulit dicari. Bisa saja para pelanggan enggan kembali lagi.

Lima. Membentuk Citra Toko

Sadarkah kamu jika toko retail bercabang (chain store) selalu terlihat sama? Itu adalah bagian dari strategi marketing agar pelanggan tahu jika mereka berada di toko yang sama, di manapun lokasinya.

Tapi mungkin yang banyak orang tidak sadari, tata letak barang juga diatur sama. Selain untuk memudahkan pelanggan yang setia, citra toko akan terjaga baik.

Trik Sederhana Membuat Planogram

Sejatinya Planogram adalah teknik menggabungkan otak kiri dan kanan. Unsur logika harus tercampur dengan seni estetika. Mengatur barang dagangan sesuai dengan kebiasaan pelanggan, tidak lupa juga mempertimbangkan unsur keindahan tata letak.

Untuk itu, saya akan memberikan beberapa trik dalam membuat Planogram sederhana. Ada beberapa prinsip yang harus dipahami:

Satu. Penempatan Produk Pada Area Strategis.

Ada tiga pilihan yang biasa tersedia. Bisa memilih salah satu saja, bisa juga menggabungkan ketiganya.

Yang pertama. Penataan Berdasarkan Tren Baru

Produk baru biasanya diminati. Itu karena adanya dukungan iklan dan promosi. Jangan mau kalah, taruhlan produk baru pada areal depan toko yang mudah terlihat. Ada baiknya memanfaatkan momentum sambil menciptakan citra bahwa toko kita juga tidak ketinggalan.

Yang Kedua. Penempatan Produk Sesuai "Saham"nya

Ada juga beberapa pengecer yang suka menempatkan produk paling laku pada areal yang strategis. Ini tidak masalah, karena produk tersebut adalah kontributor terbesar bagi penjualan toko.

Cara ini bagus agar pelanggan selalu mengingat toko sebagai tempat untuk membeli barang tertentu.

Yang Ketiga. Penempatan Sesuai Cuan

Strategi ini lebih efektif bagi pengecer kecil dengan omzet yang tidak terlalu besar. Mencoba memaksimalkan keuntungan dengan profit margin yang lebih tinggi.

Dua. Perhatikan Eye Level

Tempatkan produk yang sering dicari setinggi pandangan mata. Ini berfungsi agar para pelanggan bisa langsung menjangkaunya. Sementara produk yang dikhususkan buat anak kecil, bisa ditaruh di bagian bawah rak.

Tiga. Penempatan Barang yang Pasti Laku

Ada beberapa jenis produk yang pasti dicari. Seperti AMDK, minyak goreng, atau beras. Barang-barang pokok tersebut bisa disimpan pada sudut ruangan yang jarang terjangkau. Gunanya agar pelanggan dapat menelusuri seluruh toko sebelum tiba di daerah tersebut.

Sudut-sudut ruang tersebut bisa juga dijadikan gudang sementara. Barang kartonan atau yang berukuran besar bisa menempatinya. Yang penting, jangan biarkan kosong di sana.

Empat. Kategori Produk

Menaruh barang sejenis adalah wajib. Misalkan Anda menjual 5 merek obat nyamuk, maka tempatkanlah semua produk tersebut pada areal yang sama. Termasuk pula jenis-jenis lainnya, seperti obat nyamuk semprot, coil, dan elektrik.

Selain itu, letakkan juga barang pendukung pada tempat yang berdekatan. Seperti roti dengan selai, gula dan terigu, atau sampo bersama sabun.  

Lima. Jangan Lupa Estetika

Barang dagangan yang belum terjual seyogyanya adalah barang yang dipamerkan. Selain mengikuti aturan nomor 4, aturlah pajangan sesuai warna, tinggi barang, bentuk barang.

Jangan segan-segan untuk menambah keranjang atau display kecil untuk barang-barang yang terhambur. Kerapihan adalah hal yang utama, agar pelanggan tidak merasa "jijik" dengan barang dagangan.

Enam. Maksimalkan Alat Promosi

Setiap supplier biasanya memiliki alat promosi. Bentuknya bermacam-macam, dari poster, stiker kecil, hingga POS (Point of Sales) lainnya. Manfaatkan materi-materi promosi tersebut dengan bijak, jangan asal taruh.

Materi promosi yang sudah lama sebaiknya dicabut. Apalagi jika yang sudah "bulukan". Begitu pula dengan informasi yang tertera pada dinding. Selalu update dengan yang terbaru. Jangan sampai pelanggan mengira barang yang sudah berhenti produksi masih dijual di toko.

Tips Memulai Planogram = Memulai Bertindak

Planogram yang dibuat oleh perusahaan besar sudah sangat lengkap dan terarah. Bukan hanya mengenai peletakan, tapi juga jumlah produk, urutan jenis, hingga dimensi produk. Untuk memudahkan pekerjaan, software khusus Planogram juga sudah tersedia sedemikian rupa.

Tidak perlu ditiru. Terlalu canggih.

Sebagai pengusaha UMKM, kita bisa memulai dengan cara sederhana. Siapkan kertas dan pena. Buatlah gambar layout dari toko.

Lalu mulailah membagi produk dalam beberapa kategori besar. Pembagian bisa disesuaikan dengan pengalaman pemilik toko. Bisa berdasarkan ukuran (size), harga jual, kategori food-non food, dan lain sebagainya.

Langkah selanjutnya adalah memetakan rak, display, atau ruang kosong yang berada di dalam toko. Setelah itu, mulailah mereka-reka, produk apa yang cocok di daerah mana.

Berikutnya, alokasikan produk yang sudah terpilah pada daerah yang akan ditempati. Misalkan tempat untuk makanan ringan seluas apa, untuk peralatan rumah tangga seluas apa, dan daerah kosong mana saja yang bisa dimanfaatkan untuk produk apa.

Jika gambar awal sudah jadi, segeralah bertindak. Mulailah menata ulang seluruh produk dagangan. Pada akhirnya pemilik toko akan menemukan formasi terbaik.

Meskipun Planogram yang dibuat tidak persis sama dengan yang terjadi di lapangan. Setidaknya pemilik toko bisa memanfaatkan setiap sudut ruang secara maksimal, tempat jualan menjadi lebih bersih, produk terpajang lebih rapih, penjualan meningkat, dan keuntungan bertambah.

**

Semoga Bermanfaat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun