Dalam usaha perdagangan, margin profit berasal dari perbedaan harga beli dan jual. Gap ini disebut dengan keuntungan kotor (gross margin). Lalu untuk mendapatkan keuntungan bersih, uang yang dihasilkan dari gross margin dikurangi lagi dengan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk bisnis.
Hasil akhirnya disebut dengan keuntungan bersih (nett margin) atau uang yang bisa dinikmati oleh pemilik usaha. Oleh sebab itu, untuk mendapatkan margin yang tinggi, menekan harga pembelian sangat penting untuk dilakukan. Bisa dengan cara mencari supplier yang memberikan harga murah, atau membeli barang dalam kuantiti borongan agar mendapatkan diskon khusus.
Baca Juga:Â Tips Mewaspadai Kebangkrutan Tanpa Ketakutan
Bagi pebisnis kuliner, konsep ini hampir sama. Mendapatkan harga beli serendah-rendahnya agar harga jual yang ditawarkan dapat bersaing dan tetap memberikan keuntungan yang bagus.
Namun, memproduksi satu jenis makanan tidak sesederhana konsep beli-jual dalam usaha perdagangan. Ada beberapa bahan baku yang harus digunakan dalam proses produksi. Oleh karenanya, pebisnis kuliner harus lebih jeli dalam menghitung modal produksi.
Untuk itu, ada sebuah teknik yang disebut dengan Cost of Good Sold (COGS). Alias menghitung bahan baku dan biayanya yang digunakan untuk memproduksi satu jenis makanan.
Sistem ini juga lazim digunakan dalam dunia industri. Memiliki pengertian seluruh biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk atau jasa, dimulai dari proses pembuatan produk hingga didistribusikan ke pelanggan.
Tapi, COGS yang akan saya jelaskan di sini adalah konsep sederhana yang biasa saya gunakan. Hanya sebatas menghitung biaya yang digunakan untuk pembuatan produk saja. Mari kita mulai dari sebuah contoh sederhana.
Bahan yang dibutuhkan untuk membuat 75 gelas es teh manis;