Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rindu yang Lebih Lama dari Waktu

22 September 2022   19:54 Diperbarui: 22 September 2022   20:04 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak ada lagi yang bertanya kepadaku, sudah berapa lama aku duduk di situ. Di sebuah kursi yang sudah lebih lama dari waktu.

Mereka hanya ingin tahu, untuk apa aku duduk di situ, tapi mereka tidak mau tahu mengapa aku merindu

Ketika kamu masih meragu, aku selalu meyakinkanmu. Lalu ketika hatimu sudah berlabuh, justru diriku yang tak menentu

Langit berwarna kelabu, nanti juga akan cerah membiru, begitu katamu. Tapi nyatanya akulah yang selalu mengharubiru. Mengumpatmu atas banalnya teorimu.

Lalu ketika langit tersenyum kepadaku, aku tak pernah lagi mengundangmu. Hati ini kubiarkan membisu. Dipenuhi dengan sampah masa lalu. Kubiarkan ada di sana, menjadi hiburan bagiku.

Dan ketika langit kembali kelabu. Aku melumurimu dengan debu. Mengumpatmu sebagai benalu. Penyebab dari semua sembilu.

Kini langit pun tak berwarna. Di antara biru dan abu, ku tak bisa lagi menemukanmu. Diri ini sudah tak bisa lagi berpilu, bahkan sumpah pun tak lagi membantu.

Takada lagi yang bertanya kepadaku. Untuk apa aku duduk di situ. Waktu telah berlalu, lebih lama daripada rindu.

**

Acek Rudy for Kompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun