Biaya yang terlalu besar. Faktor terbesar dari besarnya biaya karena optimisme target penjualan. Sehingga pada saat penjualan menurun, maka biaya yang seharusnya wajar pun menjadi tidak wajar.
Jangan lupa juga untuk menganalisis faktor kerugian tidak kelihatan lainnya. Seperti retail shrinkage (barang dagangan yang hilang sebelum sempat dijual) atau bad debts (utang pelanggan yang tidak tertagih).
Yang lebih penting lagi, Anda juga harus jeli untuk melihat antara pengeluaran untuk usaha dan yang bukan.Â
Seringkali kebangkrutan juga terjadi karena pemilik perusahaan menggerogoti kondisi keuangan perusahaan dengan urusan pribadi.
Ekspansi usaha. Ekspansi bisa dalam berbagai bentuk, seperti membuka cabang kedua di wilayah baru, atau mencoba peruntungan dengan usaha baru. Dalam bisnis, terkadang kita harus agresif untuk memenangkan pertempuran. Tapi, lakukanlah dengan penuh pertimbangan.
Melakukan ekspansi usaha yang serampangan akan menggerogoti hasil keuntungan dari bisnis yang sudah ada (core business). Cara terbaik adalah menyediakan modal kerja baru untuk bisnis baru. Sehingga meskipun pemiliknya sama, kedua bisnis tersebut tidak saling tergantung secara finansial.
Ekspansi usaha tidak harus membuka lahan bisnis baru. Terkadang kita bisa melakukan investasi baru untuk bisnis sejenis. Seperti bengkel yang menambahkan jasa pencucian mobil. Setidaknya penambahan investasi baru harus dimulai dengan perhitungan yang matang.
Side streaming. Terkadang bisnis memerlukan bantuan modal dari perbankan. Seyogyanya pihak bank akan membantu nasabahnya untuk menganalisis kelayakan usaha.
Yang harus diingat adalah uang pinjaman bukanlah milik Anda sepenuhnya. Ada kewajiban yang harus dibayar setiap bulan. Baik berupa biaya bunga atau cicilan tetap.
Untuk itu janganlah bersikap sembrono. Jangan sesekali menggunakan uang pinjaman untuk belanja konsumtif. Seperti membeli televisi, mobil, atau barang lainnya yang tidak berhubungan dengan usaha.