Masih ingat di masa tiga dekade lalu. Saya adalah seorang mahasiswa internasional di AS.
"Dari Indonesia," demikian seruku.
Seorang bule memandang kepadaku, "where is Indonesia?"
Mau marah juga percuma, jadi kujawab saja, "kamu tahu Bali?"
"Oh, jadi Indonesia adalah bagian dari Bali? Ia bertanya Kembali.
Kenapa saya tidak bisa marah, tertawa, ataupun nyengir. Karena memang di masa itu, Indonesia belum dikenal. Paling tidak itu adalah perasaan saya sebagai mahasiswa internasional.
Hanya bule yang benar-benar serius yang tahu Indonesia di mana. Sementara yang terpelajar belum tentu. Mengapa demikian? Sebabnya yang bertanya di mana Indonesia kepadaku adalah seorang asisten dosen. Nah lho...
Entah apa yang terjadi sekarang di negeri Paman Sam. Apakah para diaspora Indonesia di sana masih mengalami nasib yang sama denganku? Entahlah...
Saya kemudian mereka-reka. Apa yang membuat Indonesia di zaman dulu tidak terlalu dikenal di Amerika. Yang pertama, mungkin karena secara sejarah, Amerika tidak bersinggungan langsung dengan Indonesia. Tidak sama dengan Jepang, Korea, atau Vietnam. Tempat di mana Amerika pernah berkonflik di sana.
Kurangnya promosi. Tidak seperti sekarang ini, di zaman bapakmu, tempat wisata yang dikenal palingan Bali. Mau dipaksa lagi mungkin Borobudur atau Pulau Komodo. Masalahnya, tidak ada embel-embel Indonesia di sana.
Bisa juga karena Indonesia kurang bersinar di kancah internasional. Tidak seperti Hong Kong, Taiwan, atau Singapura yang telah bertransformasi menjadi hub internasional pada masa itu.
Intinya, bagi mahasiswa Indonesia Amerika di masaku, Indonesia kurang dikenal.