Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Indonesia Pernah Miskin, Jangan Pernah Miskin Mental Lagi

12 Juli 2022   05:50 Diperbarui: 12 Juli 2022   05:57 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut JK, di masa itu hanya 15% penduduk Indonesia yang melek literasi. Lebih dari 60% penduduk hidup di bawah garis kemiskinan.

Saya pun mencoba membayangkan, bagaimana sih rasanya menjadi penduduk negara miskin? Karena saya belum lahir pada saat itu, saya pun bertanya kepada papa. "Masa-masa sulit," ungkapnya.

Lalu pada saat aku menjadi mahasiswa, kondisi Indonesia sudah lumayan bagus. Kendati demikian masih kalah dengan negara tetangga. Pada tahun 1990 GDP Indonesia berada di angka 585,08 USD. Sementara Malaysia sudah US$2,441,74. Singapura apalagi. GDP-nya US$11,861,76.

Tiga dekade telah berlalu. Lalu bagaimana sekarang?

Indonesia pernah secara resmi menjadi negara dengan kategori Upper Middle Income. GDP-nya pernah mencapai angka US$4.050. Meskipun pada 1 Juli 2021, peringkat Indonesia turun menjadi Lower Middle Income. Angka PDB Indonesia turun ke US$3.869. Itupun gegara Covid.

Tapi, tidak apalah. Yang penting Indonesia sudah bukan lagi termasuk negara dunia ketiga. Paling tidak, negara kita ini tidak termasuk 25 negara yang paling miskin di 2021.

Lantas bagaimana selanjutnya? Adalah PR kita untuk menjaga kondisi ekonomi negara kita untuk tetap bagus. Kabar baiknya, Korea Selatan pernah selevel dengan Indonesia. Sama-sama miskin.

Tapi dengan transformasi yang mereka lakukan, kini mereka telah berstatus negara kaya. Korsel melakukan tiga hal penting. Pertama adalah perbaikan infrastruktur, kedua adalah pemerataan kesejahteraan, dan yang ketiga adalah peningkatan SDM.

Secara ekonomi, Korsel telah mengubah diri mereka menjadi negara industri. Berfokus pada ekspor, bersaing menjadi salah satu negara pemasok kelas dunia.

Dari sini Indonesia mungkin bisa mengambil contoh. Mengurangi impor dan mendorong industrialisasi. Jangan lupa juga untuk menyokong layanan publik. Seperti kesehatan dan pendidikan. Kalau bisa gratis.  

Namun yang tidak kalah penting adalah nasionalisme. Memang sih, kita tahu jika rakyat Korsel mempunyai musuh bersama, yakni Jepang. Perasaan sakit hati yang telah mereka pendam berabad-abad membuat mereka lebih mencintai produk lokal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun