Setelah suaminya meninggal, Che Aminah kawin dengan Ma'rof bin Haji Abdul, seorang saudagar perhiasan asal kota Kembang. Di Bandung, Che Aminah bekerja menjadi penerjemah polisi militer Jepang.
Itu adalah masa-masa yang indah bagi Maria. Diadopsi oleh keluarga kaya, hidupnya berubah 180 derajat. Di rumah Mar'of dan Che Aminah, Maria menikmati hidup mewah. Ia punya kamar sendiri, banyak mainan, dan punya pembantu yang melayaninya.
Tapi, situasi berubah. Setelah Indonesia merdeka, orang Belanda menjadi musuh bersama. Ditambah lagi dengan suasana Bandung yang tidak kondusif, Maria sempat ditahan tiga hari, hanya karena berwajah bule.
Ia baru dibebaskan setelah keluarga ibu kandungnya menunjukkan surat adopsinya. Setelah kejadian itu, Che Aminah lalu membawa Maria mengungsi ke Malaya pada tahun 1947.
Pada saat bersamaan, Adrianus Hertogh kembali dari Burma. Ayah Maria itu ternyata lolos dari kekejaman Jepang. Ia marah ketika mengetahui jika Maria telah diadopsi.
Adrianus lalu mengajukan permohonan resmi ke pejabat Belanda untuk mencari putrinya. Sayangnya, jejak Maria tidak ditemukan. Keluarga Adrianus pun kembali ke Belanda, tanpa Maria.
Kehidupan Maria kembali normal. Ia menikmati masa remajanya di Malaya.
Suatu hari Maria sedang mengikuti perlombaan menari di sekolahnya. Dirinya lalu terlihat oleh Arthur Locke, pejabat Inggris di Malaya. Rupanya Arthur pernah mendengarkan tentang laporan resmi Adrianus yang disebarkan oleh Belanda ke otoritas Inggris.
Arthur curiga jika Maria adalah anak yang dicari-cari. Setelah bertemu dengan Che Aminah, Arthur menyuruh mereka pergi ke Singapura untuk bertemu dengan Konsulat Jendral Belanda. Kejadian ini berlangsung pada tahun 1950.
Di Singapura, Konjen Belanda menawarkan 500 dollar AS sebagai pengganti hak asuh Maria. Che Aminah menolak, baginya Maria sudah seperti anaknya sendiri.
Dari sini drama pun dimulai. Konsulat Jenderal Belanda teryata mengajukan hak perwalian atas Maria. Pengadilan Singapura lalu memutuskan bahwa Maria harus dikirim ke dinas sosial. Padahal di persidangan, Maria menyatakan bahwa ia tetap memilih tinggal bersama ibu asuhnya.