Sayangnya Acek ini sering disalahperkirakan. Buktinya, gelar lain disandingkan bersama; Daeng Acek, Pak Acek, Bung Acek, Mas Acek, hingga Om Acek. Eh...
Tidak heran jika di usianya yang paruh baya ini, si Acek mengalami krisis kepercayaan diri. Puber kedua entah untuk keratusan kalinya.
Balik ke judul. Mengapa terkesan provokatif? Sebabnya demikian saudara-saudari;
Siapa yang tidak kenal Pak Tjiptadinata dan Ibu Roselina? Mereka adalah pasangan Kompasianer yang legendaris. Tulisannya selalu muncul menyapa pembaca setiap hari di Kompasiana.
Begitu pula sapaannya, tiada hari tanpa "terima kasih sudah berbagi kisah yang inspiratif tentang pernak-pernik bla-bla-bla."
Nah, Pak Tjiptadinata sendiri memiliki banyak panggilan. Di antaranya adalah Pak, Om, Opa, Kakek, deelel.
Sementara Bu Roselina, meskipun juga banyak, tapi hanya satu panggilan yang paling melekat, yakni: Bunda Rose.
Nah, kesimpulannya apa? Coba tanyakanlah kepada Acek Rudy.
Menurut Acek Rudy, Bunda Rose adalah sosok pengayom, baik hati, dan selalu dirindukan. Acek menganggap Bunda Rose laksana ibunya sendiri. Tak terbantahkan, tak teelakkan.
Sementara Pak Tjip sendiri adalah panggilan terhormat. Lebih bersifat formal, mungkin karena energi maskulinnya memang kuat, sehingga bagi Acek sendiri, sematan "pak" lebih cocok.
Bagaimana perasaan Acek Rudy terhadap Pak Tjip. Ia laksana Om, saudara dari ayahnya sendiri. Meskipun sama tapi tidak serupa. Om dan Bunda jelas bedalah!