Acek cinta damai. Mau bagaimana ramai, Acek tetap santai.
Tapi, pagi ini Acek terbangun gegara ribut-ribut di gang sapi. Asalnya dimulai dari erangan Engkong Felix yang sakit hati sama Madam Pang.
Ia sendiri mengakui, Madam Pang adalah tipe wanita idamannya. Usia 50an, keibuan, CEO perusahaan besar, manajer timnas, dan tahan lama (setidaknya 2x45 menit plus 2x15 menit).
Mengapa mengerang? Sebabnya Engkong lebih cinta Timnas. Bahkan lebih melebihi cintanya kepada Titik Puspa.
Tentu saja jika Engkong harus memilih, ia lebih sayang anak-anak Indonesia. Tanpa syarat pula.
Tapi, cinta tidak selamanya buta. Ada unsur Alexander Polking di sini.
Polking bukannya jelek. Ia hanya kurang aura keibuan. Alias haus cinta, kata Acek. Sementara Madame Pang berjibun cinta. Meluap kemana-mana.
Melihat kenyataan tersebut, Engkong lalu mengusulkan sebuah proporsal. Mempertimbangkan Maudy Ayunda sebagai manajer. Agar kamu, kamu, dan kamu lebih cinta Timnas.
Antara setuju dan tidak setuju, Acek sih oke-oke aja. Meskipun sedikit bingung juga dengan perbedaan selera Engkong antara Titik Puspa dan Maudy Ayunda.
Sebenarnya Engkong sudah misuh-misuh sejak kemarin. Pertandingan Timnas melawan Madam Pang ia anggap penting. Lalu Acek yang tidak tahu apa-apa menulis sebuah orbituari tentang Mayabi. Tokoh pemersatu bangsa yang polos.
Tulisan itu lebih populer dari Artikel Madam Pang. Engkong tidak terima. Tapi masih bisa sabar.
Lalu pagi ini ada lagi Om Arief yang juga suka dengan kepolosan Miyabi. Tapi ia juga cinta Madame Pang. Sikapnya netral, ia lebih memilih posisi tengah yang konon merupakan surga para lelaki.
Untuk menenangkan Engkong dan menyenangkan Acek. Om Arief pun mengusulkan sebuah proporsal super sophisticed pancen oye.
Nikita Mirzani was the beib, ohyeee...
Alasannya? Nikita adalah seorang wanita. Kelembutan memang masih kurang, tapi penuh dengan "kehangatan." Karakteristik ini yang mempertemukan kekuatan dari Madame Pang dan Miyabi.
Harapan lainya, kehadiran Nikita di pinggir lapangan akan mampu memompa semangat timnas Indonesia untuk terus bergerak. Impresif dan adiktif.
Acek bukannya setuju atau tidak setuju. Tapi, kesetiaan itu perlu. Bagaimana pun Miyabi tetap terbaik.
Mengapa? Setidaknya ada empat alasan pokok.
Pertama, Miyabi tokoh edukasi
Kejadiannya pada 2012 silam. Anak-anak SMP heboh dengan foto Miyabi di buku pelajaran. Sepuluh tahun menjelang, para pelajar tersebut telah menjadi supporter Timnas yang militan. Cocoklah!
Kedua, Miyabi memulai karir di Timnasnya dari bawah
Meskipun hanya menjadi supporter, tapi jangan remehkan kekuatan pemain kedua belas. Kemenangan demi kemenangan yang diraih pada Sea Games 2019 lalu, ada juga faktor Miyabi-nya
Ketiga, Miyabi tokoh permersatu
Setiap kali berkunjung ke Indonesia, Miyabi selalu disambut ribuan massa. Mengapa? Karena mereka ingin berjumpa bidadari.
Keempat, Miyabi didukung tokoh masyarakat
Dari kepala daerah, kepala Lembaga, hingga anggota partai khwatir dengan keselamatan Miyabi. Mengenai dimana ia makan, dengan siapa ia makan, dan berapa harga makanannya.
**
Nah, inilah empat alasan mengapa Acek lebih memilihi Miyabi ketimbang Mirzani. Tapi, itu sih terserah kamu-kamu.
Yang pasti, janganlah pernah berhenti mencintai Indonesia, karena kejayaan dan kemenangan hanya membutuhkan cara yang berbeda.
Gimana Engkong dan Om Arief?
**
Acek Rudy for Kompasiana
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI